Yogyakarta –
Sarsa Creative Space hype Ke kalangan Gen Z Yogyakarta. Dulu, ternyata Sarsa adalah produk lukis yang dijual lewat media sosial.
Ruang kreatif Sarsa Ke Nglengkong, Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), disebut-sebut sebagai tempat ideal Sebagai meredakan stress lewat kegiatan Karyaseni. Sarsa diinisiasi Dari Firza Ayubi dan Dian Agustina.
Firza menyebut masih kuliah ketika merintis Sarsa. Dulu, Sarsa tidak Memiliki kedai Di view sawah nan menenangkan seperti sekarang,
“Dulu Covid 19 Disekitar tahun 2020 ga bisa keluar, harus Ke Tempattinggal aja. Kepikiran gimana kalau kita bikin semacam stress release, tanpa keluar Tempattinggal. Akhirnya bikin paket lukis, ada Kain, Kuas dan Pewarna, lalu dipack. Awalnya nawarin by Whatsapp dan Instagram Di temen-temen,” Kata Firza Di perbincangan Di detikTravel, Senin (10/6/2024).
Ketika Wabah Internasional mulai berangsur Di new normal, Sarsa mulai aktif ikut kegiatan offline. Mulai Di event kampus hingga bazar. Akhirnya Sarsa mulai dikenal Dari pasar. Sebelum itulah muncul permintaan Sebagai Melakukan workshop.
“Banyak yang minta workshop Di 1 tempat. akhirnya ada workshop by order 10-15 orang per rombongan,” kata Firza.
Sarsa Creative Space Ke Sleman, Yogyakarta (Arawinda Dea Alisia/detikcom)
|
Tiga tahun Sarsa aktif menjual lukisan, akhirnya Ke tahun 2023 berdirilah Tempattinggal kreatif Sarsa. Didorong Dari keresahan Sebagai membuat tempat nongkrong anti-mainstream, Firza memilih bangunan Jogja Ke Ditengah sawah itu.
Prototipe yang coba diusung adalah healing dan stress release yang kembali Di alam. Firza ingin setiap pengunjung yang datang dapat melupakan penatnya dan meluruhkannya Ke kegiatan Karyaseni. Sarsa Lalu menambah beberapa fasilitas seperti penyediaan jajanan jadul yang bisa bikin traveler bernostalgia. Juga gratis secangkir teh yang bisa diseduh sendiri setiap pembelian.
![]() |
Awalnya hanya lukis, kini sudah mulai merambah Ke kegiatan lainnya seperti meronce, menyusun micro block, hingga membuat clay. Firza menyebut Malahan mulai muncul banyak tawaran kerjasama Barang Dagangan Sebagai masuk Di Sarsa, seperti resin, batik, dan lainnya. Akan Tetapi, Firza Menginformasikan ada tiga kriteria utama Di pemilihan kegiatan Ke Sarsa.
“Bisa digunakan orang awam. Estimasi waktunya tiga jam mengerjakan sesuatu dan selesai. Dan terakhir affordable. Dari Sebab Itu kalau melenceng Di 3 itu agak dipikir ulang,” kata Firza.
Sarsa sempat membuka cabang keduanya Ke salah satu gerai Ke Sleman City Hall, Jogja. Akan Tetapi kini telah tutup Sebab dirasa telah melenceng Di Prototipe awalnya yang kembali Di alam.
Meski bukan menjadi satu-satunya ruang kreatif Ke Jogja, transaksi Ke Sarsa bisa mencapai 50 transaksi setiap hari. Malahan, Ke hari libur angkanya dapat naik hingga 2-3 kali lipat.
“Yang kita jual experience, Sebab kalau produk pasti banyak. Kamu dateng, sama temen-temen atau sendirian, liat sawah, denger gemercik air, ada effortnya Di sana Sebab jauh,” kata Firza.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Sarsa, Dulu Jualan Alat Lukis, Kini Ruang Kreatif dan Healing Gen Z