Paparan publik Harita Nickel Di Jakarta, Kamis (27/6/2024). FOTO/Anggie Ariesta
“Bagi buyback, kami melihat bahwa Pada ini fundamental perusahaan cukup baik, tapi kelihatannya harga atau nilai saham NCKL ini memang belum mencerminkan fundamental perusahaan yang cukup baik Supaya manajemen merencanakan buyback Didalam jumlah sebesar-besarnya Rp1 triliun,” ujar Direktur Utama Harita Nickel Roy Arman Arfandy mengatakan Untuk paparan publik Harita Nickel, Kamis (27/6/2024).
Jelang penutupan sesi II perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, saham NCKL tercatat stagnan Di level Rp1.000 per saham. Sambil Itu, Untuk sepekan, saham NCKL tercatat melemah 0,99% dan secara tahunan sudah terkoreksi sebesar 6,98%. Tercatat, Harita membukukan pendapatan sebesar Rp23,86 triliun Di tahun 2023, naik 149,4% Untuk tahun Sebelumnya. Perseroan juga mencatatkan laba tahun Literatur 2023 sebesar Rp5,62 triliun, naik 20,4% Untuk tahun Sebelumnya.
Untuk paparan publiknya, manajemen Harita Nickel juga memaparkan kinerja operasional Di mana Ke kuartal I-2024, produksi tambang mencapai 5,88 juta wet metric ton (wmt), Meresahkan 38% Untuk periode yang sama Di tahun sebelumya. Produksi berasal Untuk 2 tambang yang telah beroperasi yakni PT TBP dan PT GPS. Sambil Itu, tiga tambang lainnya yakni PT JMP, PT OAM dan PT GTS masih Untuk tahap Penjelajahan. Adapun penjualan bijih nikel tercatat sebanyak 3,61 juta mwt, atau Meresahkan 30% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun Sebelumnya.
Direktur Keuangan Harita Nickel Suparsin Darmo Liwan mengatakan, sepanjang tahun 2024 perseroan menargetkan alokasi capex hingga USD70 juta. Perseroan, kata dia, telah merealisasikan belanja modal senilai USD10-15 juta Di kuartal I-2024. “Karena Itu masih in line, kami total capex Di kuartal I sebesar USD10 juta sampai USD15 juta,” kata Suparsin.
Dia menambahkan, Ke kuartal I-2024, Harita Nickel mencatatkan pendapatan (unaudited) sebesar Rp6,03 triliun, atau Meresahkan 26% (yoy) dibandingkan periode sama tahun Sebelumnya yang senilai Rp4,78 triliun. Ke periode ini, laba bersih (unaudited) perseroan tercatat sebesar Rp1,01 triliun, turun 27% (yoy) dibandingkan yang periode sama tahun Sebelumnya.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Harita Nickel Berencana Buyback Saham Rp1 Triliun











