Ketua Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo Untuk FGD bertema Peta Jalan Penguatan Dunia Usaha Untuk Pembaruan Ekonomi Berbasis Pengetahuan (Knowledge Based Economy), Jumat (28/6/2024). FOTO/TANGKAPAN LAYAR
Demikianlah dikatakan Ketua Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo Untuk FGD bertema ‘Peta Jalan Penguatan Dunia Usaha Untuk Pembaruan Ekonomi Berbasis Pengetahuan (Knowledge Based Economy)’, Jumat (28/6/2024). Dia menjelaskan, Untuk laporan Indeks Pembaharuan Dunia (Dunia Inovation Index) tahun 2023 yang dirilis Dari World Intellectual Property Organization (WIPO) Ke November 2023, Indonesia masih berada Ke Pangkat 61 Bersama 132 Negeri Ke dunia. Bersama kapasitas penguasaan sains dan Keahlian seperti itu, rasanya sulit Untuk Indonesia Sebagai menumbuhkan kemandirian dan kemakmuran ekonomi secara berkelanjutan, serta daya saing Untuk percaturan Dunia.
“Supaya Indonesia perlu Meningkatkan kapasitas sains dan teknologinya serta berkontribusi memajukan perekonomian. Sebab hanya Bersama pemanfaatan sains dan Keahlian yang maksimal, visi pergeseran ekonomi ekstraktif menjadi ekonomi berbasis pengetahuan dapat tercapai,” kata Pontjo.
Dia mengungkapkan, Ke era perkembangan sains dan Keahlian yang sangat pesat dewasa ini, potensi sumber daya alam yang dimiliki sebuah Negeri tidak menjamin Sukses Untuk menumbuhkan dan Menyusun ekonominya secara berkelanjutan. Terbukti, Negeri-Negeri yang Menyusun ekonomi berbasis sains dan Keahlian, Memperoleh tingkat Sukses yang tinggi Sebagai menumbuhkembangkan ekonomi nasionalnya yang berkelanjutan.
“Negeri-Negeri yang telah menjalankan ekonomi berbasis sains dan Keahlian, seperti Negeri-Negeri Eropa Ke umumnya dan beberapa Negeri Asia seperti Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan ternyata lebih mampu mensejahterakan rakyatnya daripada Negeri-Negeri yang hanya bersandar Ke kekayaan sumberdaya alam,” kata Pontjo.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Ekosistem Pembaharuan Nasional Ke Indonesia Belum Terbangun Baik