Bank Indonesia (Lembagakeuanganpusat) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar Untuk arti luas (M2) melambat. Foto/Dok
“Perkembangan tersebut didorong Dari Kemajuan uang beredar sempit (M1) sebesar 5,5% (yoy) dan uang kuasi sebesar 8,5% (yoy),” ujar Asisten Gubernur Lembagakeuanganpusat, Erwin Haryono Untuk keterangan resmi, Senin (27/5/2024).
Erwin menjelaskan, perkembangan M2 Di April 2024 terutama dipengaruhi Dari perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat. “Penyaluran kredit Di April 2024 tumbuh sebesar 12,3% (yoy), Menimbulkan Kekhawatiran dibandingkan Kemajuan bulan Sebelumnya Itu sebesar 11,9% (yoy),” ungkap Erwin.
Kredit tersebut yang diberikan hanya Untuk bentuk Pinjaman (Loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan Bersama pinjaman, seperti surat berharga (Debt Securities), tagihan akseptasi (Banker’s Acceptances), dan Tagihan Repo.
Di Samping Itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan Dari kantor Bank Umum yang berkedudukan Di Luar Negeri, dan kredit yang disalurkan kepada Pemerintah Pusat dan Bukan Penduduk.
Tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh sebesar 25,8% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Kemajuan Di Maret 2024 sebesar 17,9% (yoy). Sambil Itu, aktiva luar negeri bersih terkontraksi sebesar 1,1% (yoy), stabil dibandingkan Bersama Kemajuan bulan Sebelumnya Itu.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Uang Beredar Di April 2024 Tumbuh Melambat, Lembagakeuanganpusat Ungkap Sebabnya