Jakarta –
Salak condet adalah salah satu buah khas Jakarta yang Di ini seakan terlupakan. Dulu, salak condet Dari Sebab Itu Kandidatteratas petinggi Belanda hingga hidangan Di istana.
Jakarta sempat Memperoleh lahan seluas 300 hektar yang ditanami aneka buah salah satunya salak. Tepatnya Di kawasan Condet, salak Di sana terkenal Lantaran rasanya yang lejit hingga Menarik Perhatian hati petinggi VOC dan kerap menjadi hidangan Di istana kepresidenan.
Kini, salak itu sulit didapati Di pasar. Ada satu kawasan yang masih membudidayakannya, Agrowisata Cagar Buah Condet Di Kramat Jati, Jakarta Timur.
Berikut ini detikTravel rangkum beberapa fakta Yang Terkait Bersama salak condet:
1. Terkenal Di Kalangan Elite Belanda
Melansir Indonesia.go.id, Rabu (29/5/2024), Condet berada Di tepi aliran Sungai Ciliwung, membuat kawasan itu dikenal subur. WIllem Vincent Helvetius van Riemsdijk pun jatuh hati. Ia adalah tuan tanah sekaligus putra Gubernur Jenderal Jeremies van Riemsdijk yang membeli Condet Di Jacobus Johannes Craan Di 1770.
Helvetius Membuat Condet menjadi kawasan Pertanian dan peternakan terkemuka. Selain menghasilkan beras, berbagai tanaman buah juga tumbuh Di kawasan ini seperti salak, duku, durian, gandaria, nangka, hingga mangga.
Itu berkat pemberian pupuk organik Di kotoran sapi, kerbau, dan kambing, yang ada Di kawasan dan menjadikan Mutu serta rasa buah asal Condet terkenal Di kalangan elite Belanda.
2. Sering Dari Sebab Itu Suguhan Tamu Kepala Negara
Pasca kemerdekaan, salak dan duku Di kawasan Condet yang dikelola Kelompok Betawi pun terus tumbuh. Justru, hasil bumi Di kawasan itu disebut acap menjadi hidangan Di Piring para tamu era Kepala Negara Pertama RI, Sukarno.
3. Ditetapkan Sebagai Cagar Kearifan Lokal Dunia dan Cagar Buah-buahan
Kawasan Condet yang terdiri Di Kelurahan Balekambang, Batu Ampar, dan Kampung Ditengah, sempat ditetapkan sebagai cagar Kearifan Lokal Dunia Dari Gubernur Ali Sadikin Di 1974.
Tak hanya itu, ia juga menerbitkan keputusan mengenai Condet sebagai cagar buah-buahan lewat keputusan Gubernur Kepala Daerah khusus Pusat Kota Jakarta No: D.I.-7903/a/30/75 tentang Penegasan Penetapan Kelurahan Condet Batu Ampar, Kelurahan Condet Balekambang, Kelurahan Kampung Ditengah, Kecamatan Kramatjati, Daerah Jakarta Timur sebagai Daerah Buah-Buahan.
Tingginya arus urbanisasi Di Daerah Condet, membuat para warga Betawi tersisihkan. Hingga Di tahun 2004 status cagar Kearifan Lokal Dunia Condet dicabut dan cagar Kearifan Lokal Dunia suku Betawi Lalu disematkan kepada kawasan Setu Babakan.
Begitu pula Bersama salak condet yang kian tersisih. Alhasil pemerintah provinsi DKI Jakarta pun membeli sebidang tanah Di Balekambang sebagai habitat salak asli Condet dan kawasan konservasi.
Setidaknya ada 3 ribu pohon salak yang sudah ditanam Di Cagar Buah Condet Di ini.
4. Sentuh Ratusan Ton Di Jaya
Kejayaan salak condet terjadi Di era 1970-an. Di itu rata-rata produksi menyentuh angka 285,7 ton per tahun Di dua kali masa panen. Ratusan ton itu diperoleh Di 1.656.600 rumpun pohon salak yang tumbuh Di lahan seluas total 300 ha.
Sedangkan Di ini, produksi salak pun tak menyentuh angka 1 ton, melainkan tak sampai 200 kilogram. Panen langsung diambil pihak Pemprov DKI dan sebagian diberikan kepada warga Di.
5. Ada Sembilan Varietas yang Beda
Salak condet dikenal Memperoleh rasa asam dan manis. Tetapi salak Di kawasan itu ternyata Memperoleh sembilan varietas Bersama rupa dan bentuk yang tidak sama.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: 5 Fakta Salak Condet, Kandidatteratas Elite Belanda hingga Hidangan Istana