Delhi –
Polusi udara yang terus memburuk membuat Perayaan Seni Diwali terdampak. Perayaan Seni yang biasanya meriah itu harus senyap tanpa kehadiran petasan.
Dilansir Bersama AP News Ke Jumat (1/11/2024), India merayakan hari pertama Perayaan Seni Diwali. Warga mulai menyalakan lampu Migas atau lilin Bersama tanah liat, bersosialisasi, dan bertukar hadiah Bersama keluarga dan teman.
Perayaan Diwali tahun ini tidak sama. Pemerintah melarang petasan Di bentuk apa pun, termasuk kembang api. Petasan Mengintroduksi asap yang menyebabkan kabut asap beracun, Supaya membutuhkan waktu berhari-hari Untuk dibersihkan.
Petasan itu dilarang Sebab Berpeluang menambah polusi udara yang Lagi mengurung Delhi. Pada Diwali kali ini, Delhi menjadi salah satu kota Bersama Mutu udara terburuk Ke India. Kota itu diselimuti kabut asap abu-abu beracun dan berbau busuk. Tidak terbayangkan jika Diwali dirayakan Bersama kembang api.
Pihak berwenang ibu kota dan beberapa Negeri Dibagian lain telah melarang penggunaan dan penjualan petasan Sebelum 2017. Mereka meminta Kelompok Untuk memilih opsi yang lebih berkelanjutan seperti petasan ramah lingkungan dan pertunjukan cahaya, tetapi aturan tersebut sering dilanggar. Petasan dapat Bersama mudah dibeli Bersama kios dan toko pinggir jalan.
Warga masih menentang larangan kembang api Pada Diwali. Seorang warga bernama Renu senang Bersama datangnya Diwali. Setiap tahun anak-anaknya menyalakan petasan Ke malam hari. Ia memberi tahu mereka Untuk berhati-hati tetapi tidak menahan diri Untuk tidak menggunakannya.
“Diwali adalah hari perayaan dan Kesenangan Untuk kami yang hanya datang setahun sekali, dan menurut saya larangan itu tidak boleh ada,” katanya.
Sambil Itu, tak sedikit warga yang Memperoleh pendapat bertentangan Bersama Renu. Ia adalah Ruhaani Mandal, bocah 13 tahun yang tidak mau menentang petasan. Ia mengakui bahwa itu menyenangkan, tetapi mengatakan itu berbahaya Untuk manusia dan hewan.
“Saya telah melihat sendiri perjuangan ayah saya, yang kehilangan indra penciumannya Sebab polusi, dan saya melihat bagaimana kesehatannya memburuk Sesudah perayaan Diwali,” katanya.
New Delhi dan beberapa kota Ke India utara biasanya Merasakan tingkat polusi udara yang sangat tinggi Ditengah Oktober dan Januari setiap tahun, mengganggu Usaha dan menutup sekolah dan kantor. Pihak berwenang menutup lokasi konstruksi, membatasi kendaraan berbahan bakar diesel, dan memasang alat penyiram air dan senjata anti-asap Untuk mengendalikan kabut asap yang menyelimuti cakrawala.
Tahun ini, kabut asap tebal dan beracun telah mulai menyelimuti New Delhi. Ke hari Rabu, pihak berwenang melaporkan AQI lebih Bersama 300, yang dikategorikan sebagai “sangat buruk.”
Beberapa Eksperimen Meramalkan bahwa lebih Bersama satu juta orang India meninggal setiap tahun akibat Gangguan yang berhubungan Bersama polusi udara. Partikel kecil Di kadar tinggi dapat bersarang jauh Ke Di paru-paru dan menyebabkan masalah Kesejajaran utama, termasuk Gangguan pernapasan kronis.
Masalah New Delhi tidak hanya disebabkan Bersama petasan. Emisi kendaraan, kebakaran Agrikultur Ke Negeri Dibagian tetangga, dan debu Bersama konstruksi adalah penyebab utama masalah polusi udara Ke ibu kota. Tetapi, para ahli Kesejajaran mengatakan asap yang dikeluarkan Bersama petasan bisa lebih berbahaya.
“Asap yang dihasilkan Bersama petasan mengandung logam berat seperti sulfur, timbal, dan gas beracun seperti karbon monoksida serta asap logam berat yang berbahaya Untuk sistem pernapasan kita,” kata Arun Kumar Sharma, seorang profesor kedokteran komunitas Ke Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas New Delhi.
Sambil Itu, pihak berwenang Ke New Delhi sebagian besar gagal menegakkan larangan ketat penggunaan petasan Untuk menghindari menyinggung jutaan umat Hindu Ke seluruh negeri, yang menganggap Diwali sebagai salah satu Perayaan Seni terbesar. Untuk menghindari larangan tersebut, banyak penjual menawarkan petasan secara daring, beberapa Bersama kemudahan pengiriman Hingga Rumah.
Seorang pemilik toko, Gyaanchand Goyal, mengatakan larangan petasan telah merugikan para pedagang seperti dirinya dan memengaruhi sumber pendapatan terbesar mereka Di musim perayaan.
“Pemerintah memberlakukan pembatasan petasan semata-mata Untuk Menunjukkan komitmen mereka Pada lingkungan. Ke Di Itu, saya rasa tidak ada konsekuensi lain Bersama larangan ini,” katanya.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Tak Ada Pesta Kembang Api Ke Perayaan Seni Diwali Tahun Ini