Jakarta –
Badan Pengawas Terapi dan Konsumsi (BPOM) RI memulai intensifikasi pengawasan Ketahanan Pangan Di bulan Ramadan dan Idul Fitri tahun 2025. Intensifikasi ini dilakukan sebagai langkah pengawasan peredaran produk Ketahanan Pangan yang tidak memenuhi standar Perlindungan dan Mutu.
Ini menjadi langkah BPOM Untuk Mengharapkan kenaikan konsumsi Ketahanan Pangan Di bulan Ramadan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Kementerian Perdagangan (2024), terjadi peningkatan konsumsi Ketahanan Pangan Disekitar 20-30 persen Di Ramadan tahun lalu.
Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menuturkan pihaknya Berencana melakukan pengawasan khusus jelang Ramadan dan Idul Fitri Untuk mendeteksi produk yang tidak memenuhi Syarat (TMK) secara lebih masif.
“Kami Berencana terus mengawal Perlindungan Ketahanan Pangan Di rangka melindungi Keadaan Komunitas, terutama Di Ramadan dan Idul Fitri,” jelas Taruna Ikrar dikutip Di siaran pers yang diterima detikcom, Jumat (1/3/2025).
“Intensifikasi pengawasan Ketahanan Pangan ini telah kami mulai Sebelum 24 Februari 2025, pelaksanaannya Berencana dilakukan secara bertahap (per pekan) hingga minggu keempat Maret 2025. Hasil intensifikasi pengawasan Berencana diumumkan Ke minggu ketiga Maret 2025,” lanjutnya.
Pengawasan secara langsung Berencana dilakukan Dari 76 unit pelaksana teknis (UPT) BPOM Hingga seluruh Indonesia bersama lintas sektor. Pengawasan juga menargetkan panganan takjil yang mengandung bahan terlarang seperti formalin, borak, kuning metanil, dan rhodamin B.
Selain pengawasan secara langsung, BPOM juga Berencana melakukan patroli siber serta berkoordinasi Di Asosiasi Pasar Online Indonesia Untuk menurunkan konten yang yang teridentifikasi tanpa izin edar.
“Kami mengimbau pelaku usaha Ketahanan Pangan Untuk mematuhi peraturan perundang-undangan Agar dapat menyediakan Ketahanan Pangan yang aman Untuk Komunitas,” tegas Taruna.
(avk/up)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Pantau Takjil Berbahaya, BPOM Bakal Intensifkan Pengawasan Ketahanan Pangan Di Ramadan