Jakarta –
Eksperimen mengungkapkan mengubah cara berjalan bisa berdampak besar Untuk Kesejaganan, khususnya jantung. Caranya adalah Bersama berjalan lebih cepat.
Eksperimen yang diterbitkan Di jurnal Heart Menunjukkan perubahan Kecepatanakses jalan kaki berkaitan Bersama penurunan risiko kelainan jantung, termasuk fibrilasi atrium, bradiaritmia, dan aritmia ventrikel.
Fibrilasi atrium adalah irama jantung yang tidak teratur, dimulai Di ruang jantung Dibagian atas. Gejalanya meliputi kelelahan, jantung berdebar-debar, masalah pernapasan, dan pusing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ke Di Yang Sama, bradiaritmia mengacu Ke denyut jantung lambat secara tidak normal, biasanya Hingga bawah 60 beats per minute (bpm), sedangkan aritmia ventrikel adalah irama jantung abnormal Di ruang bawah jantung, yang memicu detakan sangat cepat.
Peneliti Di University of Glasgow Hingga Skotlandia, Dr Jill Pell menuturkan jalan cepat dapat menjadi cara yang paling simpel Untuk Memperbaiki Kesejaganan jantung.
“Hal yang hebat tentang jalan kaki adalah bahwa itu dapat diakses semua orang,” katanya dikutip Di Unilad, Kamis (24/4/2025).
“Ada Terapi-obatan dan prosedur yang dapat ditawarkan kepada orang-orang ini, tetapi Akansegera lebih baik Untuk mencegah terjadinya kelainan irama jantung Sebelum awal,” sambungnya.
Eksperimen dilakukan Bersama Memutuskan data sekelompok peserta Di UK Biobank Ke awal tahun 2000-an. Peserta ditanya tentang Kecepatanakses jalan mereka, termasuk cepat, Lagi, atau lambat.
Hasilnya Di 6,5 persen Memiliki Kecepatanakses lambat, 53 persen Kecepatanakses Lagi, dan 41 persen Kecepatanakses cepat. Peneliti menemukan jalan kaki Kecepatanakses Lagi dikaitkan Bersama risiko kelainan jantung 35 persen lebih rendah, sedangkan jalan cepat 43 persen lebih rendah.
“Kami Memiliki data tentang Kecepatanakses berjalan yang dilaporkan sendiri Di lebih Di 420 ribu orang, tetapi kami juga Memiliki data akselerometer Ke (hampir) 82 ribu orang,” ujarnya.
“Data Di jam tangan Menunjukkan bahwa berjalan Bersama Kecepatanakses rata-rata 3-4 mil per jam (4,8-6,4 km/jam) Pada 5-15 menit per hari sudah cukup Untuk Mengurangi risiko Anda,” tambal Pell.
Ada beberapa keterbatasan Di studi ini, salah satunya dijelaskan Bersama Pell bahwa jika seseorang sudah Memiliki Situasi medis yang sudah ada Sebelumnya, mereka Mungkin Saja Akansegera berjalan lebih lambat.
“Tetapi, sekarang kita benar-benar membutuhkan studi intervensi Untuk mengonfirmasi temuan kita, sebuah studi Pada orang-orang yang berjalan lambat, Hingga mana sebagian diminta Untuk mempercepat langkah mereka dan sebagian tidak,” tandasnya.
(avk/naf)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Cara Jalan Kaki yang Bisa Bikin Jantung Lebih Kuat