Jakarta –
Setelahnya gerakan All Eyes on Rafah ramai dibagikan Dari Kelompok seluruh dunia, Protes All Eyes on Papua turut menyusul dan diramaikan sejumlah tokoh.
Tagar itu dilontarkan sebagai bentuk Pemberian Kelompok kepada yang terjadi Hingga Papua. Yakni Wacana dibabatnya tanah seluas setengah Jakarta atau Di 36 ribu hektare Sebagai dijadikan perkebunan sawit. Wacana itu Akansegera digarap Dari PT Indo Asiana Lestari (PT IAL) Hingga Boven Digoel, Papua Selatan.
Seperti All Eyes on Rafah yang juga digaungkan Dari Seniman dan tokoh internasional, sejumlah Seniman dan Figur Publik juga terlihat menyerukan tagar dan dukungannya kepada Kelompok Papua.
Melansir berbagai sumber, Seniman tersebut seperti misal Zaskia Adya Mecca, Atta Halilintar, Luna Maya, Pencipta Lagu berdarah Papua Nowela Mikhelia, hingga yang kerap vokal Merundingkan Aturan publik seperti Pandji Pragiwaksono.
“Just in case buat yang belum tau, Dari Sebab Itu hutan Hingga Papua tepatnya Hingga Boven Digul Papua yang luasnya 36 ribu hektar atau lebih Bersama separuh luas Jakarta, Akansegera dibabat habis dan dibangun perkebunan sawit Dari PT Indo Asiana Lestari,” tulis seruan itu.
“Ke 27 Mei 2024, Kelompok adat suku Awyu Hingga Boven Digoel, Papua Selatan dan Suku Moi Hingga Sorong, Papua Barat Daya berdemo Hingga Didepan Mahkamah Agung dan menolak pembabatan hutan ini, Sebab hutan ini adalah hutan adat tempat mereka hidup secara turun temurun, serta sumber penghidupan, Ketahanan Pangan, Kearifan Lokal Global, dan sumber air Akansegera hilang jika hutan ini dibangun perkebunan sawit,” sambung seruan tersebut.
Adapun Boven Digoel dikenal sebagai salah satu Area yang Memperoleh panorama alam yang masih asri. Samping Itu, Digoel dulunya adalah tempat pengasingan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Misalnya saja Bung Hatta, Sayuti Melik, hingga Sutan Sjahrir pernah merasakan tinggal Hingga Digoel Di pengasingan.
Ke Pada Yang Sama, Protes juga tak hanya dilakukan Hingga media sosial. Kelompok Adat Papua pun menjalankan berbagai upaya seperti petisi Hingga laman change.org yang diinisiasi Yayasan Pusaka Bentala Rakyat Dari 2 Maret 2024, hingga Melakukan Protes Hingga Didepan Gedung Mahkamah Agung.
“Hingga tempat kami itu ada terancam Dari perusahaan atau Penanaman Modal Di Negeri perusahaan perkebunan kelapa sawit. Hal ini Kartu Merah Hak Fundamental, kami ini korban Kartu Merah Hak Fundamental. ini hak kami hak mutlak,” ucap Kelompok Adat Awyu, Hendrikus Woro, Di aksinya Hingga Jakarta, dikutip Bersama video @wespeakup.org Hingga Tiktok.
Protes yang dilakukan Kelompok adat Papua Hingga Didepan gedung MA dilakukan usai gugatan mereka Hingga Lembaga Proses Hukum tingkat pertama dan kedua gagal. Gugatan kini masuk Hingga tahap Kasasi, sekaligus menjadi harapan terakhir Untuk Kelompok adat Papua Di mempertahankan hutan adat mereka.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: All Eyes on Papua, Sejumlah Seniman Ikut Gaungkan