Jakarta –
Gaya All Eyes on Papua menyoroti terancamnya hutan adat yang Di Sebab Itu Paru-paru Dunia. Hutan itu terancam punah gara-gara mau digusur Di kebun sawit.
Luasnya hutan yang ada Ke Tanah Papua menjadi sumber kehidupan Kelompok-Kelompok Ke sana. Ada Di 33 juta hektar hutan yang masih dimiliki Papua.
Alam nan indah dan ekosistem yang masih sangat terjaga membuat Kelompok Ke sana mudah Sebagai mencari kebutuhan sehari-hari.
Selain sebagai tempat tersedianya kebutuhan Bagi Kelompok, hutan Papua juga disebut sebagai paru-paru dunia. Di luas hutan yang massif membuat hutan ini Di Sebab Itu penghasil oksigen terbanyak selain Hutan Amazon.
Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua, Jap Jap Ormuseray pernah menyebutkan hutan Papua diakui sebagai paru-paru dunia Sebab menyumbang begitu banyak oksigen Sebagai kehidupan manusia Ke Bumi.
“Hutan adalah kehidupan, itulah sebabnya saya mengatakan Papua merupakan paru-paru dunia Sebab oksigen terbesar didapat Di hutan yang masih banyak pohonya,” ungkapnya dikutip Di Di, Rabu (5/6/2024).
Hutan Ke Bumi Papua Memperoleh fungsi sebagai penyerap karbon dioksida (CO2) yang berada Ke atmosfer, Sesudah Itu Menerbitkan oksigen. Di megahnya Papua Memperoleh deretan hutan yang luas, tak ayal Tanah Cendrawasih ini dijuluki sebagai paru-paru dunia.
Akan Tetapi akhir-akhir ini lini masa Lagi ramai memperbincangkan tagar dan poster ‘All Eyes on Papua’ ini merupakan seruan Aksi Massa peduli Kelompok Indonesia Di wacana pembabatan hutan yang diganti Di perkebunan sawit.
Jika benar terjadi maka bencana Akansegera menimpa kehidupan Ke Bumi Papua. Hutan yang asalnya menjadi kantong oksigen dan sumber penghidupan Kelompok Akansegera hilang, sumber daya alam yang kaya lambat-laun berubah menjadi sumber penghasilan Bagi segelintir orang.
Lagi ramai juga Ke media sosial, Suku Awyu dan Suku Moi yang menolak keras alih fungsi hutan mereka. Sebab Ke hutan lah, cara mereka menggantungkan hidup sehari-hari.
Ke Di hutan Papua yang kaya menyimpan banyak kebermanfaatan Bagi Kelompok Di seperti sebagai sumber Ketahanan Pangan, Perawatan-Perawatan hingga mata pencaharian.
Contohnya, Suku Moi yang berada Ke Daerah Sorong Raya, Provinsi Papua Barat hingga kini menyambung kehidupan mereka Di memanfaatkan segala sumber daya yang ada Ke hutan. Berburu hewan, mencari tumbuh-tumbuhan dan buah yang bisa diolah masih Di Sebab Itu cara mereka Sebagai bertahan hidup.
Hutan adalah sumber cadangan Makanan yang mereka miliki, Di sebab itu hutan Akansegera terus dijaga Di Kelompok Di serangan perkebunan kelapa sawit.
Salah satu Volunteer Bentara Papua, Derius Wolin mengatakan hutan sebagai sumber Kelompok Merasakan kebutuhan pokok seperti Ketahanan Pangan, sumber mata air, bahan baku bangunan hingga Perawatan-obatan.
“Merusak hutan sama saja seperti membunuh ibu kandung kita sendiri. Sebab selayaknya ibu, hutan Memberi segala yang dibutuhkan Kelompok Dari dahulu,” katanya Ke lama EcoNusa.
Berbicara hutan sebagai cadangan Makanan, banyak olahan yang biasa Kelompok Papua konsumsi dan salah satunya adalah sagu. Sumber karbohidrat ini Di Sebab Itu panganan wajib Kelompok Ke sana, pohon-pohon sagu bisa hidup liar Ke Di hutan-hutan Papua.
Bila pembabatan hutan Papua terus terjadi, pohon-pohon sagu pun Akansegera hilang dan Kelompok Papua Bisa Jadi saja Akansegera sulit Sebagai mencari pohon tersebut.
Biasanya mereka Akansegera Di mudah Merasakan sumber pokok tersebut, suatu hari nanti Di hilangnya hutan Akansegera sulit mencari pohon sagu.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Hutan Paru-Paru Dunia Itu Terancam Punah