30% pengembang game adalah perempuan. FOTO/iStock
Perempuan mewakili hampir separuh gamer Di pasar Internasional, yang terdiri Di 46% gamer Amerika, 47% gamer Eropa, 48% gamer Australia, dan 37% gamer Asia. Walaupun terdapat Gaya peningkatan, kesenjangan gender masih tetap ada Di industri video game. Hal ini Menunjukkan adanya tantangan yang terus berlanjut Di mencapai kesetaraan gender. Akansegera tetapi, statistik ini menegaskan bahwa perempuan mempunyai peran Di industri game kedepannya.
Animator gameplay kawakan Victoria Lijaya, Bersama Penghayatan tujuh tahun, berbagi perjalanannya memasuki industri game Di belajar Di California College of the Arts Di bidang Computer Animation. Victoria tertarik Di industri ini Sebab kecintaannya Di animasi dan video game.
Ia pun Memahami masih adanya hambatan yang menghalangi perempuan Bagi terjun Di dunia game, termasuk stereotip gender, kurangnya keterwakilan, dan bias yang tidak disadari. Kendala-kendala sosial ini dapat menciptakan lingkungan Di mana perempuan Mungkin Saja merasa sulit Bagi diterima dan bersaing. Terlepas Di tantangan ini, Victoria tetap bertekad Bagi mengejar karirnya Di dunia game.
Victoria membagikan pengalamannya bekerja Di bidang video game yang positif Lewat kolaborasi Bersama perempuan-perempuan berbakat Di berbagai disiplin ilmu Di lanskap Pembaruan video game.
“Kehadiran perempuan Di berbagai landskap Pembaruan video game sangat menginspirasi. Saya berharap perempuan Memperoleh apresiasi yang lebih besar Supaya kedepannya Mendorong perempuan lain yang tertarik mengejar karir Di bidang game,” kata dia Di pernyataannya, dikutip Kamis (6/6/2024).
Bagi mengatasi tantangan ini, Victoria berpendapat bahwa pembentukkan sistem pendukung atau komunitas yang dirancang Bagi perempuan muda yang tertarik Di bidang game menjadi penting.
“Platform semacam ini Akansegera menjadi fasilitas yang baik Bagi berbagi pengetahuan dan Penghayatan belajar bersama. Di Samping Itu, pembagian beasiswa Bagi perempuan Di dunia game juga perlu dikontribusikan secara khusus Bagi Meningkatkan akses Di Kemungkinan Belajar dan pelatihan,” imbuhnya.
Kontribusi Victoria Di industri ini telah memberinya Kemungkinan Bagi bekerja sama Bersama franchise terkenal seperti Avatar: The Last Airbender, Teenage Mutant Ninja Turtles, Stranger Things, dan Transformers. Victoria juga bekerja Di studio-studio terkemuka, seperti Blizzard Entertainment dan Hasbro, Inc. Kisah Victoria merupakan salah satu contoh Di banyak figur perempuan berprestasi Di industri video game. Bersama membina lingkungan yang inklusif dan mendukung, kedepannya diharapkan industri video game Lebih terbuka Bersama potensi-potensi talent terbaiknya tanpa memandang gender.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Industri Gaming Hadapi Kesenjangan Gender, Pengembang Game Wanita hanya 30%