PLN Indonesia Power (PLN IP) mengoptimalkan beragam aset Di Membuat EBT. FOTO/dok.SINDOnews
Direktur Utama PLN IP Edwin Nugraha Putra mengatakan transformasi PLN menjadi landasan Aksi Penolakan korporasi Ke Di Di membentuk subholding generation company. Sebab itu, perlu Membuat aset-asetnya.
“Kami sekarang Memiliki aset dan harus Membuat aset tersebut terutama Pembuatan pembangkit-pembangkit,” ujar Edwin Di pernyataannya, Selasa (11/6/2024).
Lebih Jelas, Lewat subholding generation company, PLN IP mengubah visi yang Sebelumnya menjadi perusahaan terbesar se-Asia Tenggara kini menargetkan masuk Di Top Fortune Dunia 500.
“PLN IP Akansegera mendukung visi PLN Sebagai mencapai Top Fortune Dunia 500. Sebagai Ke Ke sana, bagaimana menambah revenue tetapi cost harus ditekan,” tutur Edwin.
PLN IP telah Berjuang Di tantangan transisi energi Di mencapai target Net Zero Emission Di 2060 Di mengoptimalkan pembangkit berbasis EBT. Sebagai mencapainya korporasi melakukan berbagai terobosan, salah satunya Di mengoptimalkan peran anak usaha Di melakukan transformasi.
Tiga anak usaha PLN IP yang melakukan transformasi rebranding, Di antaranya Cogindo Daya Bersama berubah menjadi PLN IP Services, Putra Indo Tenaga menjadi PLN IP Renewables, dan Indo Tenaga Hijau menjadi PLN Indonesia Geothermal.
“Rebranding tiga anak usaha ini menjadi langkah PLN Indonesia Power Di menjawab tantangan Ke Di, Agar apa yang diharapkan PLN Ke perusahaan Top Fortune Dunia 500 dapat tercapai,” tuturnya.
Edwin mengungkapkan, rebranding ini berbasis Di masa Di yang fokus Di Net Zerro Emission, Agar Pembuatan EBT sangat dikedepankan, baik Di pengoperasian hingga pemeliharaan pembangkit.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Optimalkan Aset EBT, PLN IP Ubah Nama 3 Anak Usaha











