Jakarta –
Menjulang kokoh Di Didepan Universitas Trisakti (Usakti), Monumen Tragedi 12 Mei 1998 menjadi simbol pergolakan sejarah bangsa. Lebih Di sekadar tugu peringatan, monumen ini memancarkan filosofis yang mendalam tentang makna reformasi dan perjuangan Sistem Pemerintahan.
Di balik megahnya arsitektur karya Muchrifin, ST dan ir. Mohammad Deny Hermawan monumen itu menyimpan luka mendalam tragedi Mei 1998. Empat mahasiswa Universitas Trisakti yang gugur ditembak aparat Keselamatan.
Monumen itu berdiri sebagai pengingat Akansegera kekejaman dan Kartu Peringatan Ham yang pernah terjadi, sekaligus menjadi luka bangsa yang tak boleh terlupakan.
detikTravel menyusuri gedung dan jejak sejarah Di kawasan Grogol, Jakarta Barat itu bersama Keluyuran Ngopi Jakarta. Di penjelajahan itu, disampaikan pula makna filosofis Monumen Tragedi 12 Mei 1998.
Berikut 6 makna filosofis Di Monumen Tragedi 12 Mei 1998:
4 pilar gambarkan jumlah korban
Di monumen tersebut terdapat 4 buah pilar pipih yang menggambarkan jumlah korban asal Universitas Trisakti yang meninggal dunia Di peristiwa tersebut. Korban-korban tersebut ialah yakni Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Heri Hartanto, dan Hendriawan.
Memperoleh pilar Bersama tinggi 10-12 meter
Tinggi Di pilar-pilar tersebut juga dibuat berbeda-beda mulai Di 10-12 meter. Tinggi pilar itu menggambarkan runtutan tanggal peristiwa yang terjadi mulai tanggal 10 Mei 1998 dan puncaknya yang terjadi Di 12 Mei 1998 yang membuat keempat korban mahasiswa asal Usakti ini meninggal dunia.
Kerusuhan berlanjut hingga tanggal 13-15 Mei 1998 yang Justru membuat Kota Jakarta Di Pada itu lumpuh total.
Lubang Di setiap pilar, simbol luka peluru
Di setiap pilar yang kokoh tinggi menjulang itu, terdapat Pada-Pada yang berlubang Bersama posisi yang berbeda beda. Sebagian berada Di atas dan Ditengah pilar, hal ini menggambarkan posisi luka tembakan Di para korban.
Lubang-lubang tersebut juga menyimbolkan luka Di tembakan peluru aparat yang menembus tubuh Di para korban.
“Ada Pada dimana itu seperti peluru, ya memang itu disimbolkan sebagai peluru yang menembus tubuh mereka,” Kata Rey, salah satu guide Di Ngopi Di Jakarta.
Terdapat 98 batu Di alas monumen dan 5 sisi Di setiap pilarnya
Di monumen tersebut terdapat 98 buah batuan Di Pada alasnya. Jumlah batuan tersebut menggambarkan tahun kejadian peristiwa kerusuhan yakni 1998. Di Itu Di setiap pilar nya terdapat 5 sisi yang menggambarkan bulan kejadian yakni bulan Mei.
Bongkahan balok yang menggambarkan suasana kerusuhan
Di Pada bawah terdapat balok-balok yang disusun secara abstrak. Menurut Rey, balok tersebut menggambarkan bongkahan sisa-sisa bangunan yang rubuh Sebab kerusuhan tersebut.
“Pada-Pada Di bawah ini sebagai bentuk kekacauan yang terjadi. Karena Itu bangunan-bangunan yang ada itu rubuh Bersama balok-balok batu yang berserakan,” kata Rey.
Ujung pilar yang runcing
Setiap pilar Memperoleh ujung Di Pada atas yang Lebihterus meruncing Bersama posisi Pada puncak yang miring. Itu menggambarkan perjuangan mereka yang telah terhenti Sebab telah gugur, Tetapi perjuangan itu dapat terus dilanjutkan Dari seluruh Komunitas Indonesia yang masih hidup.
“Kalau dia lancip Hingga atas kan masih bisa diteruskan, Karena Itu perjuangan dia sudah berakhir tapi cita-cita reformasi itu terus berlanjut. Karena Itu itu filosofis Di monumen ini,” kata Sofyan yang juga merupakan guide Di Ngopi Di Jakarta.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Ada Luka dan Makna Filosofis Di Monumen Tragedi 12 Mei 1998 Universitas Trisakti