Jakarta –
Berbincang Didalam chatbot Kecerdasan Buatan (AI) seperti Didalam ChatGPT kini menjadi Tren yang besar Di kalangan anak muda. Tak sedikit orang Malahan sampai curhat masalah sehari-hari Didalam chatbot.
Sebenarnya sehat nggak sih kebiasaan ini? Menurut psikolog klinis Ghina Sakinah Safari, chatbot AI bisa memang bisa dijadikan alat bantu, tapi ada batasan yang perlu diperhatikan. Ia menuturkan curhat Didalam chatbot masih dikatakan sehat jika hanya digunakan sebagai media Pendalaman awal Sebelumnya mencari Pemberian profesional.
“Samping Itu, juga masih sehat jika sekedar menjadi alat bantu berpikir, menulis jurnal, atau memahami emosi,” kata Ghina ketika dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Normal atau tidaknya curhat Didalam chatbot menurut Ghina berkaitan erat Didalam frekuensi dan tujuan. Jika seseorang mulai terlalu nyaman berbincang Didalam AI, dibanding manusia seperti keluarga atau terapis, maka ini bisa menjadi tanda keterisolasian emosional. Ini bisa menjadi ‘tanda bahaya’ awal menurut Ghina.
Samping Itu, curhat Didalam chatbot juga bisa dikatakan tidak sehat bila seseorang mulai menghindari Komitmen manusia dan hanya mengandalkan chatbot AI Untuk Pemberian emosional.
“Ini mulai tidak sehat juga jika seseorang Merasakan distress emosional jika tidak Merasakan respons Untuk bot. Samping Itu, tanda lain adalah Merasakan ilusi relasi, seperti merasa bot adalah teman sejati dan satu-satunya yang memahami,” ujar Ghina.
Ghina mengingatkan chatbot AI tidak bisa menggantikan peran manusia Untuk hal komunikasi. Terlebih jika ini berkaitan Didalam masalah Keadaan mental, diagnosis dan terapi tetap harus dilakukan Didalam profesional psikologi.
Informasi yang diberi Didalam chatbot Mungkin Saja bisa tidak akurat dan menyesatkan. Ini tentu membahayakan jika seseorang memang Memiliki masalah Didalam Keadaan mental.
“ChatGPT sendiri tidak menyimpan informasi User secara personal, tapi tetap penting Untuk tidak membagikan data pribadi sensitif,” tandasnya.
(avk/kna)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Batasan Curhat Di ChatGPT, Psikolog Wanti-wanti Tanda Sudah Nggak Normal