Jakarta –
Salak condet merupakan buah asli Jakarta, tetapi justru Lebihterus langka dan sulit ditemukan. Agrowisata Cagar Buah Condet yang masih membudidayakannya.
Sebelum dulu pamor salak condet sudah masyhur, khususnya Di kawasan Jakarta. Akan Tetapi, yang menjadi kekhawatiran Pada ini adalah tak banyak tempat yang membudidayakan buah tersebut.
Kini, salak condet hanya terdapat Di Agrowisata Cagar Buah Condet yang terletak Di Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur. Berada Di Di perkampungan padat, kebun salak itu memang tak tampak Untuk jalanan.
Pengunjung perlu jeli Bagi menemukan pintu masuk kebun salak tersebut. Setelahnya berhasil masuk Di kawasan itu, jangan heran jika belum melihat secara langsung pohon-pohon salak.
Sedikit menuruni beberapa anak tangga, Di situlah tempat pohon-pohon buah khas Jakarta itu bertempat. Di 3,5 hektar luas kebun ini penuh Didalam pohon-pohon berduri, salak condet-lah yang Dari Sebab Itu bintang utamanya agrowisata itu.
Sebab penasaran Didalam salak condet, detikTravel pun menyambangi dan menjelajahi kebun yang luas itu Di Selasa (28/5/2024). Sejauh mata memandang terlihat pohon-pohon berduri Di sekeliling, Akan Tetapi tak terlihat sedikit pun tanda-tanda buah salak condet yang muncul.
Setelahnya masuk lebih Untuk lagi Di area perkebunan ini, tampaklah tiga orang petugas yang Lagi ngaso. Untuk tiga orang petugas itu Di antaranya adalah Bapak Syahrudin, yang merupakan koordinator petugas Di Agrowisata Cagar Buah Condet.
Bersama Syahrudin, detikTravel diajak berkeliling melihat-lihat pepohonan yang ada Di Cagar Buath Condet. Selain buah salak, Di tempat ini ternyata Memperoleh beberapa pohon-pohon buah yang sudah jarang ditemui, seperti pohon buah kecapi, buni, dan duku condet, yang sama seperti salak condet, menjadi buah khas Jakarta.
Ia bercerita sedari kecil memang tumbuh besar Di kawasan in. Dan, Sebelum ia kecil pun kawasan itu sudah menjadi kebun salak condet. Syahrudin mengatakan beberapa pohon salak Di Cagar Buah Condet sudah berusia puluhan tahun.
“Sejarahnya ini Justru kata orang tua saya dulu denger-denger Untuk cerita, zaman Pemimpin Negara kita yang pertama tuh Bung Karno sempet Dari Sebab Itu hidangan Di istana,” kata Syahrudin kepada detikTravel.
Lahan kebun itu dulu memang dimiliki Dari warga, Syahrudin mengatakan kebun itu dulu milik sang kakek yang dibebaskan dan dialih kelola Dari pemerintah Di tahun 2006. Kawasan perkampungan sekeliling Cagar Buah Condet ini dulu memang merupakan kebun salak, Akan Tetapi seiring waktu mulai berganti menjadi Tempattinggal-Tempattinggal.
“Kebanyakan orang kan jualin (tanah) tahu sendiri orange Betawi kan, apa-apa pengen naik haji atau pengen ngawinin anak terus pesta Didalam cara gimana? Ya, jual tanahnya. Nah, Untuk pihak Pemda dan Pemprov DKI khususnya gimana caranya maskot DKI Jakarta tuh jangan sampai musnah, ya sisanya ini alhamdulilah 3,5 hektar dibebasin,” kata dia.
Salak Condet makin sulit ditemui Di pasar, berbeda Didalam salak pondoh yang ada Di mana-mana. (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)
|
Di hamparan yang luas kebun Cagar Buah Condet, Syahrudin menyebut terdapat Di 1.500 pohon salak condet, 150 pohon duku condet, dan beberapa pohon buah lainnya.
Ia menerangkan keistimewaan salak condet tersebut Didalam menyebut rasanya yang berbeda Untuk salak-salak lainnya.
Syahrudin Setelahnya Itu membawa detikTravel Di pohon yang ia sebut sebagai pohon andalan ketika ada tamu yang berkunjung. Selayaknya pohon salak yang lain, tak ada yang membedakan Didalam pohon salak pilihannya, tapi ia berucap bahwa salak Di pohon ini rasanya lebih enak dibandingkan salak Untuk pohon lain.
Betul saja, Pada mencicipi salaknya, yang belum matang sempurna, ternyata salak Untuk pohon tersebut terasa manis dan hanya sedikit rasa asam. Samping Itu, tekstur yang renyah membuat Salak Condet itu Lebihterus nikmat.
Setelahnya Itu, ia mengajak detikTravel Di pohon Berikutnya dan kembali menyodorkan salak Bagi dicicipi agar mengetahui perbedaannya.
“Coba rasain apa yang bikin beda? Ini tuh (kematangan) sama kaya salak yang tadi belum terlalu mateng,” kata dia.
Rasa salak condet yang kedua memang berbeda Didalam yang pertama. Kali ini, rasa asam dan sensasi kesat bercampur aduk Di Untuk mulut. Rasa manis pun terasa tipis yang diakhiri Didalam pahit, itulah keistimewaan Salak Condet khas Jakarta.
“Ya pokoknya rasanya kalau kita makan lain rasanya. Kalau salak pondoh Untuk ujung Di ujung sama rasanya, kalau ini beda. Nah, itulah keistimewaan Salak Condet, ada yang manis banget, ada yang manis-manis asem Dari Sebab Itu rasanya nggak sama, ya kurang lebih begitu ada beberapa rasa,” kata dia.
Pada ini, Didalam banyaknya macam buah-buahan, eksistensi salak condet Memperoleh tantangan ekstra. Tetapi, Didalam Agrowisata Cagar Buah Condet masih Berencana terus terjaga.
Tetapi, rasanya pilu Pada Syahrudin mengatakan fakta tentang salak condet.
“Banyak sampai Pada ini orang Jakarta yang nggak tahu kalau Salak Condet tuh masih ada,” kata Syahrudin.
Cagar Buah Condet ini terbuka Bagi umum, tujuannya Bagi mengenalkan lebih luas kepada Kelompok tentang buah yang pernah menjadi maskot Kota Jakarta.
“Tujuannya kan pemda bebasin ini supaya anak-anak sekarang, terutama Di DKI Jakarta, jangan cuman pernah denger cerita ‘dulu punya maskotnya buah salak’. Alhamdulilah kurang lebih 3,5 hektar ini masih ada Dari Sebab Itu mereka bisa tahu,” kata dia.
Didalam adanya Cagar Buah Condet menjadi suatu pengharapan agar buah khas Jakarta itu bisa terus lestari dan bisa dinikmati Di masa mendatang.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Cagar Buah Condet, Benteng Terakhir Salak Condet Khas Jakarta