Wisata  

Curhat Penumpang Selamat Di Turbulensi Maut, Tak Lepas Sabuk Pengaman



Jakarta

Satu-satu penumpang selamat Di turbulensi maut mulai buka suara menceritakan Pengalaman Hidup nahas Di penerbangan itu. Dzafran Azmir adalah salah satunya.

Dilansir Di Channel News Asia Di Sabtu (25/5), Azmir adalah seorang pelajar asal Malaysia yang hendak pulang Hingga tanah airnya Di London, Inggris.

Usai lepas landas, tanda sabuk pengaman Di penerbangan SQ321 dimatikan. Awak pesawat pun mulai Menyediakan pelayanan Konsumsi Untuk penumpang. Pada 10 jam semuanya baik-baik saja, penumpang berjalan-jalan Di sepanjang lorong, beberapa orang antre Untuk dapat masuk Hingga toilet.


Tetapi, Azmir berbeda. Ia tetap duduk Bersama mengencangkan sabuk pengaman sepanjang penerbangan.

“Saya pikir orang-orang Akansegera santai saja (Di situasi seperti itu). Saya hanya tidak melepaskan sabuk pengaman ketika tanda lepas sabuk pengaman dinyalakan. Saya membiarkannya,” ucapnya.

Ini mengapa Azmir bisa selamat Di turbulensi maut tanpa ada Luka. Pada semua penumpang tidak terikat sabuk pengaman terlempar Hingga langit-langit pesawat, ia tetap berada Di Sofa.

Pada turbulensi terjadi, ia merasa seperti berada Di puncak atau jurang roller coaster yang sangat tinggi.

“Anda Memiliki antisipasi Untuk naik. Dan Pada itu, saya merasa perlu mengencangkan sabuk pengamanan saya dan semacam mengamankan diri Lantaran Pada itu, ketika pesawat mulai menukik Hingga bawah, itulah yang menyebabkan segalanya menjadi sangat buruk Di pesawat,” jawabnya.

Ia sempat mengiras bahwa itu turbulensi biasa dan menunggu pesawat melewatinya. Tetapi, situasinya berubah Bersama cepat, seketika pesawat mulai bergetar Lebihterus hebat.

“Orang-orang yang tidak aman, langsung saja membanting Hingga atas kabin, menabrak Dibagian atas bagasi atau lampu dan Di mana letak kompartemen masker oksigen,” ceritanya.

Penumpang terbanting Hingga sandaran lengan, punggung mereka terbentur, kepala mereka juga membentur sesuatu.

“Semuanya terjadi Di sekejap,” katanya, seraya menambahkan bahwa orang-orang langsung terengah-engah dan berteriak.

Ketika turbulensi mereda, ada pengumuman Untuk mengakui apa yang telah terjadi dan seruan Untuk para profesional medis Untuk memeriksa penumpang secara sukarela.

Beberapa orang menjawab panggilan itu dan Menyediakan pertolong pertama Untuk yang membutuhkan.

“Para penumpang juga disuru duduk dan menunggu, Tetapi Di Pada yang sama Di Ditengah kekacauan dan kebingunan ini, saya merasa bahwa orang-orang, tidak dapat benar-benar menyerap apa yang harus diprioritaskan, apa yang Lagi terjadi,” jelasnya.

Pada turbulensi berhenti, penumpang mulai sibuk mencari Telepon Genggam mereka yang terlepas Di tangan. Mereka mencari cara Untuk menghubungi orang yang mereka cintai.

Dilanda kebingungan, ia Terbaru menyadai bahwa tingkat kerusakan dan Luka penumpang sedemikan parah Pada tiba Di Bangkok.

“Panel-panel Di atas kepala kami benar-benar hancur akibat benturan kepala dan tubuh orang-orang. Kami linglung dan tidak Mengetahui apa yang Lagi terjadi,” ungkapnya.

Pesawat melakukan pendaratan darurat Di Bangkok, petugas medis datang Untuk memeriksa semua penumpang.

“Setelahnya beberapa Pada, kami mulai melihat mereka membuka pintu darurat. Orang-orang Di Skuat penyelamat pemadam kebakaran datang dan Pada itulah tandu datang Untuk membantu menangani para korban yang terluka sangat parah, mereka yang tidak bisa bangun dan tidak bisa berjalan serta perlu digendong,” katanya.

“Saya pikir itu Mungkin Saja salah satu momen yang paling mengerikan dan juga mengejutkan,” jelasnya.

Meski Di keadaan linglung, ia mengaku kagum Bersama staf SIA. Mereka dapat tetap Damai dan melakukan Perawatan Medis Bersama baik.

“Itu adalah pendekatan yang sangat baik yang dilakukan pihak bandara dan staf SIA Di hal memastikan bahwa korban Luka maupun mereka yang tidak terluka Merasakan Perawatan Medis Bersama baik, dan menurut saya secara keseluruhan prosesnya sangat lancar,” puji dia.

Bersama Detail, Azmir juga mengatakan bahwa kecemasannya berubah menjadi kelegaan ketiga penerbangan Pemberian SIA tiab Disekitar 7-8 jam kemudan Untuk membawa penumpang Hingga Singapura.

“Ada perasaan bahwa cobaan telah berakhir. Kami masuk Hingga Di pesawat itu dan Merasakan pesan yang sangat menghibur Di kru SIA,” pungkasnya.

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Curhat Penumpang Selamat Di Turbulensi Maut, Tak Lepas Sabuk Pengaman