loading…
Gubernur Bank Indonesia (Banksentral) Perry Warjiyo menyoroti besarnya fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) yang mengindikasikan bahwa permintaan kredit Di sisi pelaku usaha belum kuat. Foto/Dok
Tetapi, Perry menyoroti besarnya fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) yang mengindikasikan bahwa permintaan kredit Di sisi pelaku usaha belum kuat.”Permintaan kredit belum kuat dipengaruhi Dari sikap pelaku usaha yang masih wait and see, optimalisasi pembiayaan internal Dari korporasi, dan suku bunga kredit yang masih relatif tinggi,” jelas Perry Di konferensi pers RDG Banksentral Hingga Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Baca Juga: Bank Indonesia Ungkap Alasan Kredit Perbankan Masih Seret
Perlambatan permintaan kredit ini tercermin Di undisbursed loan Ke September 2025 yang masih cukup besar, mencapai Rp2.374,8 triliun atau 22,54% Di total plafon kredit yang tersedia.Dana yang belum dicairkan ini terkonsentrasi Ke segmen korporasi, Bersama kontribusi utama berasal Di sektor Perdagangan, Industri, dan Pertambangan, serta didominasi Dari jenis kredit modal kerja.
Secara rinci, Perkembangan kredit modal kerja melambat menjadi 3,37% (yoy), Sambil Itu kredit konsumsi juga melambat menjadi 7,42% (yoy). Kredit Pelaku Ekonomi Kecil dan pembiayaan syariah turut melambat, masing-masing menjadi 0,23% (yoy) dan 7,55% (yoy).
Satu-satunya kategori yang mencatat peningkatan adalah kredit Penanaman Modal Asing, yang tumbuh kuat sebesar 15,18 persen (yoy). Sambil Itu Di sisi penawaran, Perry memastikan bahwa kapasitas pembiayaan bank sangat memadai Bagi mendukung Perkembangan kredit yang lebih tinggi.
Kapasitas tersebut ditopang Dari rasio Alat Likuid Di Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yakni 29,29%, dan Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 11,18% (yoy) Ke September 2025.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Dana Belum Cair Rp2.374,8 Triliun