Sampai Bersama 31 Mei 2024, realisasi belanja pemerintah pusat (BPP) mencapai Rp824,3 triliun. Artinya 33,4% Bersama pagu Biaya atau naik 15,4% secara tahunan (yoy). Foto/Dok
Pembantu Pemimpin Negara Keuangan atau Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan, BPP Merasakan kenaikan yang tinggi yaitu 15,4% dan artinya pemerintah pusat akselerasi belanja Meresahkan Sebab kegiatan seperti Pemungutan Suara Nasional Di Februari membutuhkan front loading yang banyak
“Ini menyebabkan dibandingkan base line kita tahun lalu tidak ada Pemungutan Suara Nasional tentu menimbulkan kenaikan yang signifikan yaitu 15,4 persen,” ungkap Sri Mulyani Di konferensi pers APBN KITA Edisi Juni 2024, Senin (27/6/2024).
Untuk belanja Bersama Kementerian atau Lembaga (K/L) mencapai Rp388,7 triliun atau 35,6% Bersama pagu, dipengaruhi Dari pembayaran JKN/KIS, penyaluran berbagai Langkah Bantuan Sosial (Dukungan sosial), pembangunan infrastruktur dan Dukungan pelaksanaan Pemungutan Suara Nasional.
Sedangkan Belanja Non K/L Rp435,6 triliun yang artinya 31,6% Bersama pagu, dipengaruhi Dari realisasi Bantuan Penurunan Nilai Mata Uang energi dan pembayaran manfaat pensiun.
Di APBN 2024, Sri Mulyani merencanakan belanja Bangsa senilai Rp3.325,1 triliun yang terdiri Bersama belanja K/L sebesar Rp1.090,8 triliun, belanja non-K/L sebesar Rp1.376,7 triliun, serta Pindah Ke Daerah (TKD) sejumlah Rp857,6 triliun.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Gara-gara Pemungutan Suara Nasional, Belanja Pemerintah hingga Akhir Mei 2024 Bengkak Dari Sebab Itu Rp824,3 T











