Kepala BP2MI Benny Rhamdani meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Sebagai barani Menyita mafia besar Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). FOTO/IST
“Tapi boleh dong saya memberi message kepada Pak Kapolri jangan hanya para kaki tangan atau ikan-ikan teri, ini ada bandar-bandarnya,” ujar Benny Di Kegiatan sosialisasi Upaya Mencegah TPPO Di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dikutip, Selasa (4/6/2024).
Dia mengungkapkan, berdasarkan hasil penelusuran BP2MI para mafia besar atau otak kejahatannya berkomplotan degan orang-orang yang diberikan kekuasaan Dari Bangsa. Seperti oknum aparat penegak hukum atau APH.
Dia menegaskan bahwa Bangsa tidak boleh kalah Bersama mafia TPPO dan oknum ApH yang melindungi para mafia tersebut. Dia menekankan Bangsa harus hadir Sebagai melindungi warganya.
“Saya ingin ada efek jera, saya ingin Bangsa tidak kalah melawan para sindikat dan mafia. Republik ini tidak diproklamirkan Sebagai para pejabat duduk satu Perabot sama sindikat penempatan ilegal,” imbuhnya.
BP2MI mengingatkan para sivitas akademika perlu memperhatikan penawaran, hingga alur penempatan kerja diberikan kaki tangan mafia TPPO. Hal itu perlu agar terhindar Dari Sebab Itu korban TPPO.
Di hal dokumen misalnya penempatan kerja Di luar negeri yang dilakukan secara resmi menggunakan visa kerja, Sambil Itu bila ilegal dokumen digunakan berkedok visa umrah dan visa turis. Para sindikat TPPO juga menawarkan pekerjaan Bersama iming-iming gaji tinggi, Malahan prosedur pemberangkatan dilakukan secara cepat, hingga menanggung seluruh biaya.
“Cara kedua propaganda media sosial. Media sosial banyak dipenuhi tawaran Potensi kerja Di luar negeri. Jika tawaran Melewati perusahaan pastikan perusahaan itu resmi, aktif, terdaftar,” ungkapnya.
Lebih Jelas dia mengatakan, BP2MI Memperoleh daftar nama 300 perusahaan penyalur tenaga kerja resmi, hal ini yang perlu dipastikan para sivitas akademika Di Merasakan tawaran pekerjaan. Modus lainnya yakni lembaga pelatihan kerja (LPK) yang menjanjikan dapat membantu melakukan penempatan Di luar negeri, padahal LPK tak Memperoleh kewenangan penempatan.
“Tidak sedikit LPK yang menawarkan seseorang Sebagai bekerja Di luar negeri. Ini adalah Dibagian Di kejahatan, modus operandi sebagai tempat pelatihan yang menawarkan pekerjaan,” ucapnya.
BP2MI membeberkan sosialisasi Upaya Mencegah agar terhindar Di TPPO Akansegera terus dilakukan Ke lembaga-lembaga Pembelajaran lainnya Sebagai mencegah jumlah korban TPPO bertambah. Para sivitas akademika diharapkan sudah Menyambut sosialisasi Upaya Mencegah dapat membantu mengedukasi Komunitas, agar Lebihterus banyak yang mengetahui modus-modus sindikat TPPO.
“Ini yang harus kita lawan, kampus ini menjadi basis perlawanan secara intelektual, akademik, kebenaran. BP2MI butuh kampus, BP2MI butuh lembaga Pembelajaran,” pungkasnya.
(abd)
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Kepala BP2MI Desak Kapolri Tangkap Mafia Besar Perdagangan Orang