Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Ubaidillah memastikan Berencana terus menjaga frekuensi publik Di Ditengah keterbatasan Dana. Foto/SINDOnews/binti mufarida
Hal itu ditegaskan Ubaidillah Pada Peringatan Hari Penyiaran Nasional (Hasiarnas) Hingga-91 dan Pertemuan Koordinasi Nasional Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Tahun 2024 Di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD Tangerang, Banten, Senin (24/6/2024)
“Kita hadir menaruh harapan dan semangat Di Ditengah segala kekurangannya baik secara kelembagaan, Pemberian infrastruktur pengawasan, Dana hingga sekretariatan tetapi masih konsisten menjaga frekuensi publik, menjadi penyambung Aturan-Aturan nasional Di Area, mulai Di proses Konversi Digital penyiaran, penanggulangan Covid-19 Di lembaga penyiaran termasuk menjaga proporsionalitas dan netralitas siaran Pemungutan Suara Nasional Di Area,” ungkapnya.
Ubaidillah mengatakan hal ini Untuk menjaga dan memastikan tujuan luhur Di penyiaran agar terlaksana dan terimplementasi yakni, memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan Keadaan umum Di rangka membangun Kelompok yang mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran.
Apalagi, kata Ubaidillah, perkembangan ilmu pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan berdampak besar Di postur informasi Melewati Ilmu Pengetahuan digital. “Kita semua bisa merasakan dan bertambahnya jumlah Monitor yang ada Di akhirnya berkonsentrasi Di kian beragamnya Inisiatif informasi. Melewati perkembangan Ilmu Pengetahuan juga lah kita Merasakan tumbuhnya Jalur Digital yang menyediakan dan menyalurkan informasi.”
“Kemajuan-kemajuan Ilmu Pengetahuan rupanya tidak hanya menambah secara kuantitas ragam medium informasi Berencana tetapi juga menggeser perubahan paradigma, kebudayaan cara pandang dan pola akses Pada informasi,” ujarnya.
Ubaidillah pun mengungkapkan temuan Di Universitas Oxford yang menjelaskan bahwa Kelompok tidak lagi gemar dan menyukai berita-berita yang disalurkan Di media arus utama.
“Kelompok merasakan bosan Malahan lelah Di pemberitaan yang memuat peperangan Malahan politik, mereka lebih suka melihat menonton video Di durasi pendek Di Jalur Digital media Mutakhir.”
“Ini merupakan bukti bahwa perubahan lanskap informasi nyata terjadi dan sayangnya Indonesia belum mempunyai konstruksi hukum yang padu, regulasi yang adaptif dan koheren mengatur perkembangan dan perubahan ini,” katanya.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Ketua KPI Komitmen Jaga Frekuensi Publik dan Karena Itu Penyambung Aturan Nasional