Bantul –
Situs Gunung Wingko Hingga Bantul dipercaya sebagai desa tertua Hingga pantai selatan pulau Jawa. Sayang, lokasi situs ini sudah sulit dipetakan. Kok bisa?
Situs yang berada Hingga Srigading, Sanden, Bantul ini menjadi bukti adanya peradaban prasejarah. Kawasan Gunung Wingko diyakini Dari dulu telah memproduksi keramik atau gerabah.
Hal ini dibuktikan Bersama adanya temuan kereweng dan artefak Hingga kawasan itu. Tetapi, Pada ini lokasi situs Gunung Wingko sudah tidak bisa dipetakan Lantaran banyaknya permukiman penduduk.
Pantauan Hingga lokasi, tidak ada papan nama atau penunjuk lokasi Hingga Gunung Wingko. Situs itu hanya menyisakan bukit kecil Bersama banyak tumbuhan Hingga dalamnya.
Dikutip Bersama situs Disbud Pemkab Bantul, Gunung Wingko diyakini merupakan situs permukiman masa protohistori. Desa kuno Gunung Wingko disebut sebagai salah satu desa paling tua dan paling besar Hingga Di desa-desa kuno Hingga pantai selatan Jawa.
Fase kehidupan yang terjadi Hingga desa tersebut Dari masa akhir prasejarah hingga masa sejarah. Ketua Pokdarwis Srigading, Atmono (59), menjelaskan dulu Hingga Di rumahnya terdapat bukit pasir yang sangat tinggi. Bukit pasir tinggi ini diduga menjadi pusat situs Gunung Wingko.
“Justru lebih tinggi Bersama atap Tempattinggal bukit pasir itu,” kata Atmono mendeskripsikan bukit pasir itu Pada ditemui Hingga kediamannya, Kamis (30/5/2024).
Bukit tersebut, kata Atmono, memanjang Bersama arah barat Hingga timur Hingga Jalan Samas. Secara rinci, bukti pasir itu mulai Bersama Tirtohargo, Kretek, Bantul hingga Karanganyar, Gadingrejo, Sanden, Bantul.
“Bersama panjang Disekitar 3 kilometer, itu membentang Bersama arah barat Hingga timur,” ujarnya.
Asal Usul Nama Wingko
Yang Berhubungan Bersama nama Gunung Wingko, Atmono mengungkapkan Lantaran dahulu banyak temuan benda menyerupai pecahan genting Hingga bukit pasir. Tetapi, hingga Pada ini tidak ada yang tahu asal muasal pecahan tersebut.
“Pada saya masih kecil, pas Hingga bukit itu banyak sekali yang namanya wingko atau yang Komunitas sini sebut pecahan genting. Tapi itu sebenarnya pecahan gerabah berserakan banyak sekali,” ujarnya.
“Nah, kejadiannya seperti apa, saya tanya orang-orang tua sini tidak ada yang tahu,” lanjut Atmono.
Wingko Diduga Berasal Bersama Pemukiman Kuno
Atmono sendiri menduga jika wingko itu berasal Bersama permukiman Hingga sisi selatan bukit. Mengingat zaman dahulu banyak permukiman Hingga Disekitar sungai dan pantai.
“Dugaan saya, permukiman zaman dulu ada Hingga sepanjang pantai dan pinggiran sungai, Lantaran Sebagai akses transportasi zaman dahulu kan satu-satunya itu. Nah, pemukiman itu Bisa Jadi sudah ada Sebelumnya zaman prasejarah,” katanya.
Yang Berhubungan Bersama Gunung Wingko berhubungan Bersama permukiman zaman prasejarah, Atmono menilai Lantaran banyaknya temuan artefak dan hasil kajian Bersama gunung tersebut. Supaya Sebelumnya Belanda dan Jepang menjajah sudah ada permukiman Hingga Dibagian selatan Bantul.
“Saya bisa bilang begitu Lantaran temuan artefak-artefak, hasil kajiannya ditemukan. Itu Bersama yang paling sederhana hingga keramik ditemukan itu Bersama zaman prasejarah,” ucapnya.
Sedangkan Sebagai pusat situsnya sendiri belum ada yang bisa mengungkapnya. Semua itu Lantaran banyaknya permukiman Hingga Disekitar Jalan Samas Pada ini.
“Kalau pusat situsnya sendiri kita susah memetakan Lantaran bentangan Bersama bukit pasirnya kan cukup panjang Disekitar 3 kilometer,” ujarnya.
Menyoal banyaknya wingko Di bukit pasir, Atmono menduga permukiman Di zaman prasejarah itu sudah bisa memproduksi garam, anyaman, dan keramik. Menurutnya, kala itu Hingga Bantul sudah terjadi peradaban yang cukup maju Hingga era zaman prasejarah.
“Nah, kenapa banyak wingko itu dugaan saya dulu permukiman Hingga sana Bersama kegiatan utamanya memproduksi Produk, Bersama menggunakan peralatan gerabah. Seperti Bersama tangan kosong, roda berputar yang lambat dan kencang,” katanya.
“Terus dulu itu kemungkinan terjadi Gelombang Laut Tinggi, itu dugaan saya ya, Kendati belum ada bukti ilmiahnya. Lantaran tersapu ombak lalu membuat Tempattinggal dan segala perabotan terangkat semua dan terkena bukit pasir Lantaran batas ketinggian Gelombang Laut Tinggi Bisa Jadi segitu,” imbuh Atmono.
Penemuan Arkeolog Hingga Gunung Wingko
Hingga sisi lain, Atmono mengungkapkan banyak kegiatan arkeologi Hingga Gunung Wingko. Atmono menerangkan kebanyakan pelaku kegiatan tersebut Bersama Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Bersama 1972 sampai 1998, itu Bersama UGM. Pada itu banyak ditemukan tulang manusia dan hewan. Lalu yang sporadis atau mahasiswa-mahasiwa itu juga ada, dan terakhir itu Bersama UGM tahun 2019-2020,” ucapnya.
Bersama banyaknya temuan itu, Atmono yakin Hingga Bantul sudah ada peradaban Sebelumnya berdirinya candi-candi. Apalagi, peradaban tersebut terbilang maju Lantaran sudah bisa memproduksi gerabah.
“Semua itu membuktikan Hingga Bantul sudah ada peradaban dan peradabannya jauh lebih tua ketimbang Borobudur dan Prambanan,” ucapnya.
Situs Gunung Wingko Kini Terbengkalai
Terlepas Bersama semua itu, Atmono menyayangkan kurangnya kepedulian Bersama pemangku Daerah Pada Gunung Wingko. Padahal Gunung Wingko sebenarnya bisa menjadi daya tarik wisata minat khusus.
“Memang tidak ada papan penanda, kepedulian Bersama pemangku Daerah kurang perhatian atau Bisa Jadi masukan kita yang kurang Hingga mereka. Sebenarnya saya pernah menawarkan, Lantaran situs-situs seperti itu sayang kalau dibiarkan begitu saja,” katanya.
Justru, Atmono pernah menawarkan rumahnya sebagai embrio pusat studi situs Gunung Wingko. Sebab, rumahnya berada tepat Hingga Di lokasi yang diduga menjadi pusat situs Gunung Wingko.
“Tapi sampai sekarang belum terwujud. Padahal Pada dipetakan pusat situs itu (Gunung Wingko) Hingga sini, utara tempat saya ini dan seharusnya kan bisa menjadi living museum Hingga sini,” katanya.
Belum lagi, Pada ini lahan yang diduga menjadi pusat situs Gunung Wingko Berencana dijual. Diketahui, tanah tersebut sudah berulang kali dijual.
“Iya (memang tanahnya djiual), Lantaran itu hak milik. Yang punya dulu aslinya orang sini dan dijual sampai tangan keempat, dan sekarang ditawarkan lagi alias dijual,” ujarnya.
Gunung Wingko Berstatus Cagar Kekayaan Budaya Dunia
Sambil Itu, Kepala Seksi Warisan Kekayaan Budaya Dunia Benda Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Bantul, Elfi Wachid Nur Rachman, menyebut Gunung Wingko berstatus situs cagar Kekayaan Budaya Dunia. Semua itu tertuang Untuk surat keputusan (SK) Bupati Bantul.
“Yang Berhubungan Bersama Bersama Gunung Wingko sudah Bersama Sebab Itu situs cagar Kekayaan Budaya Dunia. Adapun status tersebut tertuang Untuk surat keputusan Bupati Bantul nomor 527 tahun 2019 tentang Gunung Wingko sebagai situs cagar Kekayaan Budaya Dunia,” kata Elfi.
Menyoal tidak adanya papan penanda Hingga Gunung Wingko, Elfi mengaku pemasangan kemungkinan berlangsung tahun ini. Mengingat tahun ini Disbud Bantul Memperoleh Langkah papanisasi.
“Yang Berhubungan Bersama penanda tahun 2024 ada papanisasi dan salah satu sasarannya Hingga Gunung Wingko. Bukan Hanya Itu, kami juga Berencana mengusulkan keberadaan pusat Informasi Gunung Wingko,” ucapnya.
——–
Artikel ini telah naik Hingga detikJogja.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Konon, Inilah Desa Tertua Hingga Pantai Selatan Pulau Jawa