Kurs Mata Uang (kurs) Kurs Mata Uang Nasional ditutup melemah Di perdagangan, Senin (10/6/2024). FOTO/dok.SINDOnews
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks Kurs Mata Uang Amerika AS melanjutkan kenaikan kuat Untuk pekan lalu Sesudah laporan nonfarm payrolls yang kuat Menunjukkan para pedagang secara tajam Memangkas ekspektasi penurunan suku bunga Di bulan September.
“Pasar fokus Di pertemuan Fed mendatang, Didalam keputusan suku bunga Akansegera dirilis Di hari Rabu. Pengatur Moneter diperkirakan Akansegera mempertahankan suku bunga tetap stabil ,” tulis Ibrahim Untuk risetnya, Senin (10/6/2024).
Baca Juga: Utang Jatuh Tempo Indonesia Rp800 Triliun Di 2025, Begini Penjelasan Sri Mulyani
Tetapi isyarat apapun mengenai Keputusan Di masa Di Akansegera diawasi Didalam ketat, terutama Sesudah tanda-tanda ketahanan Kenaikan Penurunan Nilai Mata Uang Dan Jasa AS dan pasar tenaga kerja AS Mutakhir-Mutakhir ini. Sejumlah pejabat Fed telah memperingatkan bahwa Pengatur Moneter Akansegera mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama Untuk Berjuang Didalam Kenaikan Penurunan Nilai Mata Uang Dan Jasa yang tinggi dan kekuatan pasar tenaga kerja. Data nonfarm payrolls yang kuat Di hari Jumat memperkuat gagasan ini.
Sebelumnya keputusan Fed Di hari Rabu, data Kenaikan Penurunan Nilai Mata Uang Dan Jasa indeks harga konsumen utama juga tersedia Di minggu ini, dan diperkirakan Menunjukkan Kenaikan Penurunan Nilai Mata Uang Dan Jasa tetap jauh Di atas target tahunan The Fed sebesar 2% Di bulan Mei.
Di Di Itu, data produk domestik bruto Menunjukkan perekonomian Jepang menyusut sedikit lebih kecil Untuk Prakiraan Di kuartal pertama. Tetapi perekonomian masih tetap Menyaksikan kontraksi. Data PDB muncul tepat Sebelumnya pertemuan Pengatur Moneter Jepang akhir pekan ini, Di mana Pengatur Moneter diperkirakan Akansegera mulai memperketat Keputusan Didalam Memangkas pembelian asetnya.
Baca Juga: Jokowi Wariskan Utang Rp8.000 Triliun Di Akhir Jabatan, Ditanggung Pemimpin Negara Mutakhir
Untuk sentimen domestik, utang jatuh tempo pemerintah Di tahun 2025 Akansegera mencapai Rp800,33 triliun. Meski utang pemerintah jatuh tempo yang cukup besar kerap menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran, Tetapi utang tersebut tetap Untuk koridor aman Didalam beberapa catatan.
Misalnya, asalkan Negeri tetap kredibel, persepsi Pada APBN baik, serta Keputusan fiskal ekonomi hingga politik tetap stabil. Sebelumnya Itu, Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah yang jatuh tempo Di 2025 sebesar Rp800,33 triliun. Jumlah ini terdiri atas Surat Berharga Negeri (SBN) jatuh tempo senilai Rp705,5 triliun dan pinjaman jatuh tempo sebesar Rp94,83 triliun.
Jatuh tempo utang pemerintah yang besar adalah akibat Untuk Penyebara Nmassal Covid-19. Ketika itu, Indonesia butuh hampir Rp 1.000 triliun belanja tambahan. Sambil Itu penerimaan Negeri turun 19 persen Lantaran ekonominya berhenti.
Sedangkan, penarikan utang tersebut, Melewati skema burden sharing bersama Bank Indonesia (Bankindonesia), agar neraca Bankindonesia tetap baik, fiskalnya tetap kredibel, politik juga acceptable Didalam menggunakan surat utang Negeri yang maturitasnya maksimum tujuh tahun. Berdasarkan data Atas, Kurs Mata Uang Kurs Mata Uang Nasional Untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, Tetapi kembali ditutup melemah Di rentang Rp16.270 – Rp16.330.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Kurs Mata Uang Nasional Loyo, Terseret Utang Jatuh Tempo Pemerintah Rp800 Triliun











