Jakarta –
Gunung Everest kembali memakan korban. Pendaki asal Kenya harus kehilangan nyawanya Sebab nekat Ke puncak tanpa membawa oksigen tambahan.
Mnegutip BBC, Sabtu (1/6/2024), keluarga pendaki asal Kenya, Joshua Cheruiyot Kirui (40), khawatir Berencana biaya yang dikeluarkan Bagi Memutuskan jenazahnyajika ingin dimakamkan Di kampung halaman.
Karena Itu, butuh biaya Disekitar USD 190.000 (Rp 3 miliar) Bagi Memutuskan jasad Kirui. Sebab, dibutuhkan Disekitar delapan orang Bagi mendaki gunung Bagi melaksanakan misi tersebut.
Seorang pejabat Nepal mengatakan bahwa operator ekspedisi yangdipesanKirui harus menyerahkan surat komitmen yang Mengungkapkan bahwa mereka Berencana membawa jasadnya turun Di musim pendakian berikutnya.
“Pada itu sudah menjelang akhir musim pendakian musim semi, Karena Itu secara Pengiriman tidak Bisa Jadi membawa jenazahnya turun,” katanya.
Mereka mengatakan bahwa operator harus segera Menyediakan surat komitmen kepada departemen tersebut. Pejabat tersebut mengatakan bahwa jenazah Kirui dapat diakses.
Sebab, Ri Asosiasi Operator Ekspedisi Nepal, Dambar Parajuli, mengatakan bahwa industri ini telah sepakat bahwa jenazah yang dapatdan mudah dijangkau harus diangkat dan dibawa turun Di Gunung Everest.
“Akan Tetapi kami juga telah mengatakan kepada pemerintah bahwa mayat-mayat yang jatuh Ke jurang atau, katakanlah, jatuh Ke arah Tibet (Everest membentang Di sepanjang perbatasan Ditengah Nepal dan China), atau terkubur Di-Di Di bawah salju tidak dapat dibawa turun,” ungkap mereka.
Ratusan jasad Di Gunung Everest
Akan Tetapi demikian, sebagian besar keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai Di Gunung Everest lebih memilih Bagi meninggalkan jasadnya Di ketinggian.
Diperkirakan hampir 200 jasad Di 330 pendaki yang telah meninggal Di gunung tertinggi Di dunia ini masih berada Di sana.
Pendakian yang dilakukan Di Kirui, seorang bankir, telah diikuti perkembangannya Di seksama Di Kenya. Rekan-rekan sesama pendaki telah sering memposting berita terbaru mengenai upaya pendakian tersebut secara online.
Sebelumnya pendakiannya yang berujung fatal, Kirui mengatakan bahwa ia telah menjalani persiapan fisik yang ekstensif menjelang tantangan tersebut.
Di unggahan terakhirnya Di Instagram, ia Di yakinan bahwa ia dapat menaklukkan Gunung Everest tanpa oksigen tambahan.
Akan Tetapi, ia mengatakan kepada BBC telah Memiliki Dukungan oksigen darurat Di Sherpa dan sebuah Unjuk Rasa evakuasi darurat jika Merasakan kesulitan.
Kebanyakan orang mendaki Everest Di bulan April dan Mei Pada Kebugaran cuaca Di baik. Empat pendaki dilaporkan meninggal Di musim ini, yang Berencana berakhir Di beberapa hari lagi.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Memang Mahal, Segini Biaya Evakuasi Jenazah Di Gunung Everest