loading…
Pembantu Kepala Negara Agrikultur (Mentan) Andi Amran Sulaiman Di konferensi pers yang digelar Di Kantor Kementan, Kamis (17/4/2025). FOTO/dok.SindoNews
Pengamat yang dimaksud pernah memperoleh sejumlah proyek Di Kementerian Agrikultur. Tetapi, berdasarkan hasil audit internal, ditemukan 23 Kartu Kuning Di pengadaan Barang Dagangan dan jasa.
“Barang Dagangan yang diadakan tidak digunakan. Banyak proyek yang fiktif dan tidak sesuai Kesepakatan. Inspektorat Jenderal Kementan telah melakukan audit investigatif dan menemukan proyek-proyek yang tidak sesuai Kesepakatan, Malahan terindikasi fiktif. Total Kartu Kuning Kesepakatan mencapai 23 Skor, dan Bangsa dirugikan hingga miliaran Kurs Mata Uang Nasional,” ungkap Amran Di konferensi pers yang digelar Di Kantor Kementan, Kamis (17/4/2025).
Lebih Jelas, Amran Menginformasikan pengamat yang merupakan guru besar Di perguruan tinggi ternama itu juga kerap melancarkan Penilaian yang tendensius dan tidak berdasar. Narasi-narasi yang dilontarkan disebut Amran telah membuat semangat petani rusak dan melemahkan upaya swasembada Ketahanan Pangan.
“Pengamat ini juga mengkritik target swasembada Ketahanan Pangan, menyebutnya tidak jelas. Malahan terakhir, ia menuding Langkah makan siang dan susu gratis rawan Penyalahgunaan Jabatan. Semua ini dilakukan bukan Sebab niat membangun, tapi Sebab kepentingan pribadi,” ujar Amran.
Amran menyebutkan, pengamat tersebut juga hanya bersuara lantang Di dirinya menjabat. Di periode pertama kepemimpinannya (2014–2019), Penilaian-Penilaian tajam kerap dilontarkan. Tetapi Di posisi Mentan dijabat Dari tokoh lain (2019–2023), suaranya nyaris tak terdengar. Penilaian keras Terbaru kembali mencuat Di akhir 2023, tepat Sesudah Kepala Negara kembali melantik Amran sebagai Pembantu Kepala Negara Agrikultur.
Dia juga menyoroti sebagian besar Penilaian Di pengamat tersebut hanya didasarkan Di asumsi tanpa Dukungan data yang valid. Penilaian-Penilaian itu mencakup Langkah cetak sawah, food estate, Aturan wajib tanam bawang putih 5 persen Bagi importir, hingga Langkah pompanisasi.
Lebih Jelas, Amran menegaskan bahwa Kementan sangat terbuka Di Penilaian yang membangun dan berbasis data. Penilaian yang konstruktif justru diperlukan Sebagai Mendorong perbaikan dan kemajuan sektor Agrikultur. Tetapi, jika Penilaian dilandasi motif pribadi, hal tersebut merupakan penyalahgunaan peran intelektual yang merugikan Bangsa.
“Kami terbuka Di Penilaian. Yang kami tolak adalah Penilaian yang tidak sesuai data, manipulatif, dan punya agenda terselubung. Apalagi jika Penilaian digunakan Sebagai menyamarkan konflik kepentingan, itu adalah bentuk penghianatan,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, pengamat yang kini Di dilaporkan sempat tidak bersuara kritis Di periode 2019–2023 Sebab diduga Menyaksikan proyek besar Di Kementan. Tetapi, Di ruang penyimpangan ditutup, Penilaian Bersama nada menyerang kembali bermunculan.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Mentan Ungkap Ada Pengamat Agrikultur Terlibat Proyek Fiktif Senilai Rp5 Miliar