Nilai Mata Uang Uang Negara Indonesia Pada Nilai Mata Uang Amerika AS ditutup melemah Di perdagangan Jumat (14/6/2024). FOTO/dok.SINDOnews
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks Nilai Mata Uang Amerika AS dipengaruhi data Di hari Kamis Menunjukkan bahwa harga produsen AS secara tak terduga turun Di bulan Mei, Didalam indeks harga produsen (PPI) utama turun 0,2 persen bulan lalu Setelahnya naik sebesar 0,5 persen yang tidak direvisi Di bulan April.
“Harga inti datar, Setelahnya Merasakan kenaikan 0,5% Di bulan Sebelumnya Itu. Hal ini terjadi Setelahnya indeks harga konsumen (CPI) AS bulan Mei Di hari Rabu lebih lemah Di Prakiraan para ekonom, Agar Merangsang Aksi Keluhan Masyarakat jual tajam Di greenback,” tulis Ibrahim Di risetnya, Jumat (14/6/2024).
Jika digabungkan, rilis IHK dan PPI kemungkinan besar Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang merupakan ukuran Kenaikan Fluktuasi Harga Dan Jasa pilihan The Fed, juga Akansegera Menunjukkan penurunan tekanan harga. Tetapi optimisme Pada pendinginan Kenaikan Fluktuasi Harga Dan Jasa tidak cukup Untuk menahan Nilai Mata Uang Amerika melemah.
Samping Itu, UE Mengintroduksi tarif tinggi Di 17 persen hingga 30 persen Untuk Perdagangan Masuk Negeri Sepedamotor Listrik Tiongkok. SAIC Kendaraan Bermotor Roda Dua Corp Ltd adalah yang paling terpukul Lantaran Berjuang Didalam bea perdagangan paling tinggi Di Di perusahaan sejenis.
UE mengikuti jejak AS Di mengenakan tarif Di sektor Sepedamotor Listrik China yang berkembang pesat. Tetapi tidak seperti AS, UE memang mewakili pasar utama Untuk pembuat Sepedamotor Listrik Tiongkok.
Tarif tersebut Meningkatkan kekhawatiran bahwa UE dan AS Akansegera memberlakukan lebih banyak pembatasan Pada Perdagangan Masuk Negeri China, Sambil Beijing juga dapat Mengintroduksi tindakan pembalasan, yang Akansegera merusak hubungan Di Bangsa-Bangsa Didalam ekonomi terbesar Di dunia.
Di sentimen domestik, risiko ekonomi Dunia masih cenderung negatif, Kendati ada kemungkinan beberapa kejutan yang positif. Penyebabnya adalah ketegangan Politik Global yang Meresahkan dapat menyebabkan harga Barang Dagangan bergejolak, Sambil fragmentasi perdagangan Didalam Detail berisiko menyebabkan gangguan tambahan Di jaringan perdagangan.
Setelahnya Itu, ketidakpastian Aturan perdagangan telah mencapai tingkat yang sangat tinggi dibandingkan Didalam tahun-tahun Sebelumnya Itu. Hal ini ditandai Didalam pemilihan umum (Pemungutan Suara Rakyat) Di seluruh dunia Sebelum 2000. Kenaikan Fluktuasi Harga Dan Jasa terus menerus juga dapat menyebabkan penundaan Di pelonggaran moneter.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Nasib Uang Negara Indonesia Kian Terpuruk, Sore Ini Ditutup Tembus Rp16.400 per USD











