Temuan endapan tanah jarang Untuk jumlah besar Di Norwegia disambut baik Di Eropa. FOTO/Ilustrasi
Sebagian besar cadangan tanah jarang dimiliki atau dikendalikan Di China, dan permintaannya diperkirakan Akansegera tumbuh secara eksponensial Untuk beberapa tahun mendatang seiring Di percepatan transisi energi bersih. Rare Earths Norway mengatakan Untuk sebuah pernyataan Di tanggal 6 Juni bahwa Kompleks Fen Carbonatite Di tenggara Bangsa tersebut Memperoleh total 8,8 juta metrik ton oksida tanah jarang (TREO) Di prospek yang wajar Untuk ekstraksi ekonomi.
Di Untuk TREO, yang Dikatakan penting Untuk peralihan Internasional Untuk bahan bakar fosil, perusahaan tersebut mengatakan ada Disekitar 1,5 juta metrik ton tanah jarang Yang Berhubungan Di magnet yang dapat digunakan Untuk Sepedamotor Listrik dan turbin angin. Penemuan ini melampaui deposit tanah jarang besar yang ditemukan tahun lalu Di Bangsa tetangga, Swedia.
CEO Rare Earths Norway Alf Reistad mengatakan bahwa penemuan Di Fen merupakan “tonggak sejarah besar” Untuk perusahaan. “Penting Untuk Mengungkapkan bahwa sama sekali tidak ada ekstraksi unsur tanah jarang Di Eropa Pada ini,” kata Reistad dikutip Untuk CNBC, Rabu (12/6/2024).
Salah satu tujuan Undang-Undang Bahan Baku Kritis adalah Untuk mengekstraksi setidaknya 10% Untuk permintaan tahunan Uni Eropa Untuk tanah jarang Di tahun 2030 dan Rare Earths Norway mengatakan pihaknya berharap dapat berkontribusi Di tujuan tersebut. Rare Earths Norway mengatakan deposit tanah jarang Di Telemark, Disekitar 210 kilometer barat daya Oslo, kemungkinan Akansegera menggarisbawahi posisi Norwegia sebagai Pada integral Untuk rantai nilai tanah jarang dan bahan baku penting Eropa.
Hingga depannya, Rare Earths Norway mengatakan pekerjaan Pendalaman Di kompleks tersebut Akansegera terus berlanjut, Di pengeboran Lebih Jelas dijadwalkan bulan Didepan. Perusahaan tersebut mengatakan Lagi Berusaha Menyusun tahap pertama penambangan Di tahun 2030.
Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan bahwa pasokan Pada ini tidak memenuhi apa yang dibutuhkan Untuk mengubah sektor energi. Hal ini dikarenakan terdapat konsentrasi geografis yang relatif tinggi Untuk produksi banyak elemen transisi energi. Sebagian besar elemen tanah jarang berada Di China, yang diperkirakan menyumbang 70% Untuk ekstraksi bijih tanah jarang Internasional dan 90% Untuk pemrosesan bijih tanah jarang.
Chinamerupakan mitra terbesar UE Untuk Produk Impor elemen tanah jarang Di tahun 2022, menyumbang 40% Untuk keseluruhan Produk Impor berdasarkan berat. Yang Berhubungan Di Di itu,Reistad mengatakan bahwa Hingga Didepan mineral ini Akansegera lebih penting daripada Migas dan gas Norwegia.
“Tidak lebih bernilai, tetapi (Ri Komisi Eropa) Ursula von der Leyen telah Mengungkapkan bahwa litium dan elemen tanah jarang Akansegera segera menjadi lebih penting daripada Migas dan gas. Karena Itu, itu Akansegera lebih penting, tetapi tentu saja nilainya tidak sama,” tuturnya.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Norwegia Temukan Harta Karun Tanah Jarang Terbesar Di Eropa











