Jakarta –
Sebanyak lima perusahaan Bersama empat konsorsium terpikat menjadi investor pembangunan Urban Bali Rail bersama PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ).
Kelimanya berasal Bersama berbagai perusahaan, mulai Bersama swasta Untuk negeri, BUMN, hingga sejumlah perusahaan Asing Bersama Eropa dan China.
“Lima perusahaan yang tergabung Untuk empat konsorsium itu menyampaikan dokumen Seleksi,” kata Komisaris SBDJ Dodi Miharjana Ke Sanur, Denpasar, Senin (10/6/2024).
“Ada konsorsium perusahaan Eropa. Konsorsium yang ketiga itu dua perusahaan China. Yang keempat, konsorsium Bersama (perusahaan) swasta nasional,” Dodi menambahkan.
Dodi belum dapat menyebutkan nama-nama perusahaan yang bergabung membangun Bali Urban Rail. Pada ini, SBDJ Untuk pengecekan kelengkapan dokumen dan kelayakannya.
Sesudah itu, SBDJ Akansegera Meninjau komitmen Bersama masing-masing perusahaan Untuk membangun dan Membuat Bali Urban Rail. Pemantauan dilakukan guna mengetahui para investor Untuk dan luar negeri itu melihat ada Kemungkinan Usaha atau tidak Bersama Urban Bali Rail.
“Kami Terbaru melihat, mereka itu merasa bahwa penawaran ini layak Sebagai ditindaklanjuti. Dan mereka melihat ada Kemungkinan Sebagai Merasakan keuntungan. Sesudah itu, bagaimananya, Akansegera ada join study,” kata Dodi.
Dodi mengatakan hingga kini nilai investasinya juga belum ditentukan. Meski demikian, Dodui menyebut sudah ada Prediksi pasar atau market sounding yang Meramalkan nilai Penanaman Modal Bali Urban Rail dapat mencapai US$ 20 miliar atau sekira Rp 300an triliun.
“Itu Terbaru verbal statement saja. Itulah kenapa kami perlu lihat Ke Untuk dokumen mereka,” kata dia.
Soal penggunaan jenis kereta juga Akansegera ditentukan para investor tersebut. Dodi mengatakan tidak menutup kemungkinan PT Inka Akansegera diajak Sebagai membuat gerbong keretanya.
Menurutnya, penggunaan jenis kereta wisata hanya penamaan atau nomenklatur saja. Gerbong kereta yang Akansegera digunakan kemungkinan berjenis LRT atau MRT.
“Kami belum lihat (jenis keretanya). (PT Inka) bisa Karena Itu diajak,” kata dia.
Dodi menargetkan pembangunan Bali Urban Rail beserta keretanya paling lambat 2024 atau 2025. Sebab, Situasi lalu lintas, terutama Ke kawasan Bandara Internasional Ngurah Rai, sudah tergolong padat.
“Jangan sampai nanti 2027 orang Ke nongkrong-nongkrong Ke bandara Sebab nggak bisa keluar. Makanya sekarang masih kami review. Sebab ada (perusahaan) yang bilang bisa garap hanya Untuk waktu setahun,” ujarnya.
Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya berharap Urban Bali Rail dan keretanya dapat segera digarap tahun ini. Menurutnya, angkutan massal berupa kereta api sangat penting mengingat kemacetan jalanan Ke Disekitar Daerah wisata Ke Bali sudah parah.
“Ke Bali kan macet sekali dan agak memprihatinkan. Makanya kami menyiapkan angkutan masal berbasis kereta. Mudah-mudahan terwujud,” kata Mahendra.
Mahendra mengatakan pembangunan Urban Bali Rail fase satu dimulai Bersama Bandara Internasional Ngurah Rai, Sentra Parkir Kuta, Seminyak, dan Canggu. Pada ini, dirinya menunggu laporan kesiapan SBDJ dan para investornya menggarap Urban Bali Rail.
“Kami menunggu kesiapan dan laporan Bersama SBDJ,” kata dia.
***
Artikel ini sudah lebih dulu tayang Ke detikBali. Selengkapnya klik Ke sini.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Pembangunan Bali Urban Rail Diminati Investor Bersama Lima Perusahaan