Jakarta –
Desa Wisata Taro, yang merupakan desa kuno Di Tegallalang, Gianyar, Bali tidak hanya Menunjukkan Pulau Dewata yang sesungguhnya, tetapi Memperoleh pembeda. Desa Taro mengonservasi The Fire Flies Garden.
I Wayan Gede Ardika, pengelola Pokdarwis Desa Taro, menuturkan awal mula taman kupu-kupu itu dibangun. Dia bilang kebun itu Di mulanya dibuat Untuk kebun organik, luasnya Di 3,5 hektar.
Wayan Gede tidak sendirian, tetapi bersama I Komang Petak. Mereka berkolaborasi Untuk membuat kebun organik itu. Tak disangka, kebun organik tersebut berhasil Memikat banyak kunang-kunang.
“Destinasi konservasi kunang-kunang ini berawal Di kebun organik. Kita menggunakan pupuk dan pestisida alami, tanah dan airnya bagus. Nggak nyangka malah mendatangkan kunang-kunang. Akhirnya kunang-kunang banyak, kita bangun konservasi Di areal sawah itu,” kata Ardika.
Ardika menjelaskan kunang-kunang adalah hewan yang hanya bisa hidup Di lingkungan yang asri dan bersih, jauh Di polusi dan pencemaran. Kedatangan kunang-kunang menandakan Desa Taro Memperoleh kawasan yang masih alami.
“Kunang-kunang itu hidup Di pematang sawah dan tanah. Kalau kita menggunakan bahan kimia, otomatis kunang-kunang sulit berkembang. Kalau kunang-kunang banyak itu menandakan alamnya masih alami, unsur hara dan airnya bagus,” ujarnya.
Alam Desa Taro yang masih asri tak lepas Di peran Kelompok Di yang menghindari penggunaan pupuk dan pestisida kimia Di areal persawahan. Kelompok Di sudah beralih menggunakan pupuk dan pestisida alami yang berasal Di kotoran lembu putih.
“Kita sudah mulai menggunakan pupuk dan pestisida alami yang terbuat Di kotoran Lembu Putih dan sampah-sampah organik Di Desa Taro. Ternyata ini nggak hanya berdampak baik Untuk lingkungan, tapi mendatangkan kunang-kunang hingga terbentuk satu destinasi khas Desa Taro,” kata Ardika.
The Fire Flies Garden Di Desa Wisata Taro, Tegallalang, Gianyar, Bali (Ni Made Nami Krisnayanti/detikcom)
|
The Fire Flies Garden buka setiap hari, mulai pukul 09.00 hingga 22.00 WITA. Traveler yang datang Akansegera dikenakan harga tiket masuk seharga Rp 100.000 Untuk yang berkunjung Di malam hari. Harga tiket ini sudah termasuk Minuman Kafein/teh dan singkong khas The Fire Flies Garden.
Untuk melihat gemerlap cahaya kunang-kunang Di Desa Taro, traveler disarankan Untuk berkunjung Di malam hari. Jika berkunjung Di siang hari, traveler juga bisa menikmati keindahan persawahan yang hijau dan mencoba beberapa spot foto Didalam latar Dibelakang sawah yang indah.
“Kalau mau liat kunang-kunang, lebih direkomendasikan Hingga malam hari. Sebab bisa lihat cahaya kunang-kunang yang cantik. Tapi kalau datang Di siang hari, pengunjung juga bisa menikmati keindahan pematang sawah,” kata Ardika.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Pembeda Desa Wisata Taro: Konservasi Kunang-Kunang