Bisnis  

Peneliti Indonesia Ungkap Strategi Atasi Masalah Rokok Ke Tokyo

loading…

Peneliti Indonesia mengungkapkan strategi mengatasi masalah rokok. FOTO/dok.SINDOnews

JAKARTA – Konferensi The 15th Asian Conference on The Social Sciences (ACSS 2024) yang diselenggarakan Di International Academic Forum ( IAFOR ) telah digelar Ke Tokyo Di Minggu, 26 Mei 2024. Dua peneliti Di Indonesia, Prof. Kholil dan Hifni Alifahmi berkesempatan Berpartisipasi Untuk konferensi tersebut.

Di kesempatan tersebut, kedua peneliti memaparkan hasil kajian mereka mengenai strategi komunikasi Bagi membangun kesadaran tentang masalah merokok Ke Indonesia Di pendekatan pengurangan risiko. Kegiatan konferensi dimulai Di presentasi panel Di Donald E. Hall yang menyampaikan pemaparan berjudul The Work of the University in Perilous Times Merundingkan bagaimana peran universitas Mendorong komitmen bersama Bagi pemahaman interdisipliner, kesadaran diri dan empati Untuk Berjuang Di tantangan Internasional yang Lebihterus tidak menentu. Berdasarkan analisis deskriptif, aspek Kesejaganan, Keputusan pemerintah, dan ekonomi merupakan kontributor terbesar Di strategi komunikasi Di model pengurangan risiko ini.

Di Sebab Itu, narasi pengurangan risiko yang efektif Bagi masalah merokok harus didasarkan Di aspek-aspek tersebut. Strategi komunikasi ini juga menggunakan model kolaborasi HexaHelix yang melibatkan akademisi, Kelompok umum, pemerintah, pelaku usaha, media dan organisasi Kelompok Bagi bersama mengatasi masalah tersebut.

“Komitmen dan Keputusan yang tepat sasaran Di pemerintah diperlukan Bagi mengatasi masalah merokok secara tersegmentasi, yakni membedakan strategi Bagi non-perokok agar tidak mulai merokok, perokok aktif yang ingin berhenti merokok dan perokok aktif yang sulit berhenti merokok,” lanjut Kholil.

Faktor Kunci Prestasi Bagi mengatasi masalah merokok secara tersegmentasi tersebut ialah membangun strategi komunikasi yang efektif, baik langsung maupun tidak langsung, Di menggunakan peran media sosial, Ilmu Pengetahuan digital, dan kolaborasi Di figur publik agar pesan yang disampaikan dapat tepat sasaran Di tiga target, yaitu non-perokok, perokok berhenti (quitter) dan perokok beralih (switcher).

Bagi membangun strategi komunikasi tersebut, narasi harus memuat faktor Kesejaganan, sosial Adat Istiadat Dunia dan ekonomi. Kesejaganan adalah prioritas utama Sebab semua perokok sadar bahwa merokok dapat berdampak buruk Bagi Kesejaganan mereka, dan Terapi Penyakit akibat merokok memerlukan biaya yang mahal.

Pendekatan pengurangan risiko menjadi salah satu narasi yang diperlukan Bagi membantu perokok yang sulit berhenti merokok agar beralih Ke produk alternatif.

Hifni, salah satu peneliti, mengatakan pemaparan hasil studi Ke Kegiatan ini menjadi kesempatan Bagi bertukar ilmu dan Penghayatan Untuk mengkaji strategi komunikasi yang tepat Bagi mengatasi masalah merokok.

“Segmentasi Untuk strategi komunikasi berperan penting Bagi menentukan narasi yang tepat agar pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima Di baik Di audiens yang dituju. Usia, latar Dibelakang Belajar, Adat Istiadat Dunia, dan Situasi ekonomi Di audiens juga berpengaruh,” ujar Hifni.

Kajian strategi komunikasi Bagi mengatasi masalah merokok ini harapannya dapat membantu pemerintah Untuk merumuskan Keputusan yang tepat sasaran dan solutif. “Kami siap berkolaborasi Di pemerintah Bagi Membuat strategi komunikasi persuasif-tersegmentasi dan melakukan kajian Lebih Jelas,” jelas Hifni.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Peneliti Indonesia Ungkap Strategi Atasi Masalah Rokok Ke Tokyo