loading…
Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio menilai pengibaran bendera One Piece merupakan bentuk keresahan Kelompok. Hal ini sebagai respons Aturan pemerintah. Foto: Dok Sindonews
“Dari Sebab Itu ini bentuk Ketidak Setujuan yang dibuat secara lucu Lalu Didekat Di Kelompok, Sebab Aturan-Aturan seperti Iuran Wajib amplop hajatan atau wacana WA berbayar membuat Kelompok mengernyitkan dahi,” ujar Hendri, Minggu (3/8/2025).
Baca juga: Lembaga Legis Latif: Pengibaran Bendera One Piece Tak Berarti Tindakan Melecehkan Simbol Bangsa
Trend Populer ini harusnya menampar Pembantu Ri Kebudayaan Fadli Zon. Pasalnya alih-alih Kearifan Lokal Global Indonesia yang dijadikan bahan Sebagai Ketidak Setujuan, Akan Tetapi Kearifan Lokal Global Jepang yang masuk.
Hendri menilai hal ini merupakan respons kurangnya perhatian Di Kearifan Lokal Global lokal Supaya membuat One Piece menjadi alat ekspresi. “Harusnya yang ditampar pertama kali tuh Pembantu Ri Kearifan Lokal Global, kenapa ada Kearifan Lokal Global Jepang masuk Indonesia dan Dari Sebab Itu Gaya? What happened? Ada apa Di Kearifan Lokal Global kita?” katanya.
Dia menilai penggunaan simbol Asing ini dinilai lebih aman daripada simbol lokal. Sebab, simbol lokal kerap disalahartikan dan justru Berpotensi Sebagai terancam terkena pidana.
“Dari Sebab Itu kalau pakai komiknya Indonesia dimungkinkan sangat Didekat, nanti mereka takut juga diapa-apain, kena Undang-Undang ITE atau apa, Dari Sebab Itu ambil ceritanya yang Di Jepang saja,” ucapnya.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Pengibaran Bendera One Piece, Hendri Satrio: Bentuk Ketidak Setujuan Aturan Meresahkan