Lombok Timur –
Ada sebuah masjid tua Hingga Lombok Timur yang punya misteri. Tidak ada orang yang tahu siapa pendiri masjid tersebut. Kok bisa?
Masjid Songak merupakan situs Kearifan Lokal Global Hingga Desa Songak, Kecamatan Sakra, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Warga menyebutkan sebagai masjid bengan (tua).
Sebutan itu bukan tanpa alasan. Sebab, Masjid Tua Songak telah berdiri Sebelum lama. Malahan, masjid itu telah ada Sebelumnya Kelompok Hingga Desa Songak bermukim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walhasil, tidak satu pun Kelompok desa setempat yang mengetahui waktu pendirian masjid tersebut.
“Ke dasarnya semua orang Hingga Desa Songak ini tidak tahu persis kapan didirikan masjid ini,” ungkap Murdiyah, salah satu tokoh lembaga adat Hingga Desa Songak, ketika ditemui Hingga pelataran Masjid Tua Songak, Minggu (23/3/2023).
Sampai Di ini, belum ada bukti maupun catatan sejarah mengenai waktu dan tokoh yang mendirikan Masjid Tua Songak. Maka Untuk itu, waktu pendirian dan sosok yang membangun masjid itu belum terungkap.
Di ditemukan, Hingga Untuk masjid hanya terdapat beberapa benda, seperti tombak dan juga gulungan berisi teks khotbah. Berbagai benda yang Dikatakan bersejarah itu hingga kini masih disimpan Hingga Masjid Tua Songak.
Akan Tetapi, menurut Murdiyah, beberapa sumber Untuk hasil Studi para akademisi mengungkapkan keberadaan masjid tersebut telah ditemukan 30 tahun Sebelumnya Gunung Samalas meletus. Menurut catatan sejarah, Gunung Samalas meletus Ke tahun 1.258 Masehi.
Murdiyah juga menuturkan asal muasal keberadaan Desa Songak. Salah satu desa Hingga Pulau Lombok ini pertama kali ditempati seorang tokoh bernama Guru Kodan yang berasal Untuk Jurang Koak.
“Konon Guru Kodan ini asalnya Untuk Desa Leaq atau dikenal Bersama Desa Pamatan, beliau dan pengikutnya awalnya dahulu mengungsi Hingga Jurang Koak Lantaran letusan Gunung Samalas,” tutur Murdiyah.
Guru Kodan dan pengikutnya mendatangi Desa Songak dan menemukan Masjid Kuno Songak. Sebelum Di itulah Guru Kodan dan pengikutnya menetap Hingga desa tersebut.
Masjid Sudah Direnov Berulang Kali
Masjid Tua Songak sudah dilakukan beberapa kali direnovasi. Tujuannya supaya bisa dimanfaatkan Untuk beribadah Bersama Kelompok desa setempat.
Pantauan detikBali, beberapa struktur bangunan sudah dilakukan perbaikan, seperti lantai masjid yang dipasangi keramik dan Dibagian atap Untuk ilalang sudah dilakukan peremajaan. Bangunan masjid juga Merasakan perluasan Hingga area teras agar bisa menampung jemaah lebih banyak.
“Ada sebuah kaidah Nahdlatul Ulama yang mengatakan peliharalah apa adanya dan manfaatkanlah sebagaimana fungsinya, Bersama Sebab Itu ini yang kami pegang Di ini,” terang Murdiyah.
Situs Kearifan Lokal Global Masjid Tua Songak Hingga Desa Songak, Kecamatan Sakra, Lombok Timur, NTB (Sanusi Ardi W/detikBali)
|
Berdasarkan kaidah itu, tutur Murdiyah, Kelompok Desa Songak melakukan pemeliharaan bangunan masjid dan menggunakan sebagaimana fungsinya, yakni sebagai fasilitas Untuk beribadah. “Bersama Sebab Itu ini tujuan kami merehabnya supaya bisa digunakan Untuk beribadah,” ungkapnya.
Meski berulang kali direhabilitasi, beberapa keaslian bentuk bangunan masih dipertahankan. Salah satunya empat tiang yang menjadi penyangga Hingga Untuk areal masjid. Luas masjid juga masih dipertahankan sampai sekarang, yakni 9×9 meter persegi.
“Itu kami tidak boleh ubah. Sampai sekarang ukurannya tetap sama, yaitu 9×9 meter. Kalau Hingga Dibagian atap itu sudah diperbaiki 15 tahun sekali. Begitu juga Bersama lantainya, kami pasang keramik supaya Kelompok nyaman beribadah,” ungkap Murdiyah.
3 Ritual Adat Hingga Masjid Tua Songak
Terdapat tiga ritual khusus Hingga Masjid Tua Songak, yaitu Ritual Bubur Beaq yang dilaksanakan Ke Muharram, Bubur Puteq Ke Safar, dan Maulid Adat Ke Rabiul Awal. Bubur Puteq dilaksanakan seperti ritual batiniah, yaitu zikir dan doa.
Sambil Bubur Beaq adalah ritual khusus Untuk orang-orang yang lahir Ke Safar. “Mereka Hingga sini biasanya Memutuskan air Untuk diminum Sesudah zikir dan doa supaya sifat-sifat buruk Ke dirinya bisa hilang,” jelas Murdiyah.
Lalu, Mulud Adat dilakukan Ke 12 Rabiul Awal, tepat Di kelahiran Rasulullah SAW. Sesuai keyakinan Kelompok setempat, orang-orang beramai-ramai Untuk membuat Migas Songak, Terapi yang terkenal manjur Hingga Lombok.
Proses pembuatannya dilakukan secara tradisional dan dikerjakan Di satu malam suntuk Sebelumnya matahari terbit.
“Sesudah Migas Songak ini selesai dibuat Bersama Kelompok Hingga tempatnya masing-masing, barulah keesokan harinya mereka membawanya Hingga masjid Untuk dibacakan doa dan zikir Bersama para tokoh adat dan tokoh agama,” tutur Murdiyah.
Tak hanya Migas, Kelompok Desa Songak yang Memiliki senjata pusaka juga dibawa Hingga masjid Untuk dimandikan air kembang atau yang disebut ‘wukuf’.
——-
Artikel ini telah naik Hingga detikBali.
(wsw/wsw)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Tak Ada yang Tahu Siapa Pendirinya