Nilai Mata Uang (kurs) Uang Negara Indonesia menembus level psikologis Hingga atas Rp16.400 per USD. FOTO/dok.SINDOnews
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Usd AS menguat didorong arus masuk Hingga Usd terutama didorong Dari antisipasi data indeks harga PCE, yang Akansegera dirilis Di hari Jumat. Angka tersebut merupakan ukuran Ketidakstabilan Ekonomi pilihan The Fed, dan diperkirakan Akansegera menjadi faktor Untuk sikap Lembaga Keuanganpusat Di suku bunga.
“Data PCE diperkirakan Menunjukkan Ketidakstabilan Ekonomi sedikit menurun Di bulan Mei, Tetapi tetap berada Hingga atas target tahunan The Fed sebesar 2 persen. Ketidakstabilan Ekonomi yang stagnan memberi The Fed lebih banyak ruang Untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama sebuah skenario yang berdampak buruk Untuk emas dan logam mulia,” tulis Ibrahim Untuk risetnya, Kamis (27/6/2024).
Komentar hawkish Untuk pejabat Fed juga memperkuat ekspektasi Akansegera tingginya suku bunga Untuk beberapa sesi terakhir. Suku bunga yang lebih tinggi Akansegera Memperbaiki biaya Kemungkinan (opportunity cost) Untuk berinvestasi Di aset-aset yang tidak Menyediakan imbal hasil (non-yielding), dan membuat para pedagang menjadi lebih bias Di Usd dan utang AS.
Sebelumnya Itu, gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan Lembaga Keuanganpusat AS kemungkinan Akansegera mempertahankan suku bunga stabil “Untuk beberapa waktu” Untuk upaya membantu mengendalikan “peningkatan” Ketidakstabilan Ekonomi, dan menambahkan bahwa ia tidak Mengantisipasi Lembaga Keuanganpusat Akansegera melakukan hal yang sama. memotong biaya pinjaman Di tahun 2024.
Bowman yang biasanya dipandang sebagai salah satu tokoh The Fed yang bersuara lebih hawkish, Mengungkapkan bahwa penurunan suku bunga belum “pantas” dilakukan, dan menambahkan bahwa ia tetap “bersedia” Untuk menaikkan suku bunga lebih jauh jika kemajuan Untuk upaya mengendalikan Ketidakstabilan Ekonomi terhenti atau berbalik arah.
Untuk sentimen domestik, Untuk Berjuang Bersama Kebugaran yang tak menentu, para ekonom mengingatkan kepada Pemerintah, Bank Indonesia dan pihak berwenang lainnya Untuk ekstra hati-hati Untuk mengawal Kurs Matauang Uang Negara Indonesia, yang Pada ini sudah tembus level psikologis Hingga atas Rp16.400 per USD.
Terlepas Untuk level tersebut, pemerintah dan otoritas moneter Untuk tidak membiarkan kurs Uang Negara Indonesia tembus Hingga level Rp16.500 per USD, Sebab level tersebut merupakan level yang sangat kritis Supaya Akansegera terus mengakumulasi sentimen negatif pelaku pasar keuangan Untuk yang sudah bermunculan Pada ini, Supaya sulit dijinakkan dan Berpeluang merosot sampai Rp17.000 per Usd AS.
Hingga Di Itu, sikap hawkish The Fed yang menyebabkan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS dan sekaligus Menyediakan tekanan kepada Negeri-Negeri emerging market, termasuk Indonesia. Konflik Hubungan Dunia Hingga Timur Di dan Eropa yang berkepanjangan, Pertempuran dagang AS, UE Bersama Tiongkok serta panasnya pilpres Hingga AS menjadi salah satu faktor penekan Kurs Matauang Uang Negara Indonesia yang porsinya cukup tinggi.
Hingga Di Itu, terdapat data-data ekonomi domestik yang mempengaruhi sentimen pasar, diantaranya defisit transaksi berjalan RI yang Merasakan kenaikan Untuk USD1,1 miliar menjadi USD2,2 miliar Di kuartal pertama 2024, Purchasing Managers’ Index (PMI) Produksi RI turun Untuk 52,9 menjadi 52,1 Di Mei 2024 dan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) RI turun Untuk 127,7 menjadi sebesar 125,2 Di Mei 2024.
Adapun faktor lainnya melingkupi peningkatan kepemilikan investor Di instrumen-instrumen lain seperti SBN, SBSN, dan SRBI, penurunan Posisi saham Indonesia Dari Morgan Stanley, volatilitas harga saham-saham tertentu, dan lainnya. Berdasarkan data Di, Kurs Matauang Uang Negara Indonesia Untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, Tetapi kembali ditutup melemah Hingga rentang Rp16.390 – Rp16.450.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Uang Negara Indonesia Sedikit Menguat, Hati-hati Bisa Tembus Rp17.000 per USD











