Jakarta –
Hingga kawasan Kota Tua, Jakarta terdapat sebuah menara miring tua yang menyimpan sejarah, yaitu Menara Syahbandar (Uitkijk). Menara itu menjadi titik nol kilometer Jakarta.
Menara Syahbandar yang berada Hingga Jl Pasar Ikan, Jakarta Utara itu merupakan saksi bisu perkembangan pesat jalur perdagangan Hingga Jakarta. Dibangun Di tahun 1839 Bersama pemerintah Belanda, menara itu awalnya berfungsi sebagai menara pemantau kapal yang keluar masuk Pelabuhan Sunda Kelapa.
Bersama menara itulah para petugas mengawasi lalu lintas kapal, memastikan kelancaran bongkar muat Produk, dan memungut Iuran Wajib Bersama para pedagang.
Sebelumnya menara itu didirkan, Di 1645, lokasi itu merupakan tempat benteng Lini Di milik Belanda, bernama Benteng Culemborg.
Salah satu penjaga turut menjelaskan secara singkat Situasi situasi Disekitar menara Di masa lampau. Sebagai Lokasi pusat pemerintahan Belanda, Lokasi menara yang tak jauh Bersama Pelabuhan Sunda Kelapa itu selalu ramai lalu lalang kapal sebagai akses keluar masuk orang-orang Belanda.
“Belanda itu pusat pemerintahannya dulu Hingga sini Sebelumnya Hingga Cikini, pasar induk itu Hingga sini. Menginjakkan kakinya pertama kali itu Hingga sini dulu, lewat Pelabuhan Sunda Kelapa. Sesudah menguasai dia membangun pemerintahan dan bangun kantor gubernur Hingga Kota Tua, Malahan perahu dulu sampe Hingga sana (Gedung Fatahillah),” kata penjaga itu.
Yang bikin unik, Menara Syahbandar sedikit miring. Konon, kemiringan itu justru disengaja Bersama tujuan Sebagai mempermudah pengamatan Hingga arah laut. Kendati tak separah Menara Pisa Hingga Italia, kemiringan itu menjadi daya tarik tersendiri Untuk Menara Syahbandar.
Hingga Di Itu, menara tersebut unggul Hingga masa lalu sebagai bangunan tertinggi Hingga Batavia Di masa itu.
Menara Syahbandar tak hanya Memiliki nilai sejarah, tetapi juga menjadi titik nol kilometer Jakarta Sebelumnya akhirnya dipindahkan Hingga Monumen Nasional. Itu menandakan bahwa menara ini merupakan pusat kota Batavia Di masa lampau.
Titik nol itu berbentuk persegi Bersama ukiran tulisan Tionghoa atau biasa disebut Prasasti Tionghoa. Jika diterjemahkan prasasti tersebut bertuliskan kata Kantor Survey, Garis Bujur, dan Titik 0 Batavia. Jika dirangkai jadilah kalimat ‘Garis Bujur Nol Batavia’ (Asal garis bujur berdasarkan kantor jawatan survey).
Menara Syahbandar, Jakarta dulu Titik Nol Kilometer Jakarta (Natasha Kayla Ananta/detikcom)
|
Menara Syahbandar terbagi atas tiga bangunan utama, yakni Ruang Titik Nol Batavia, Ruang Menara Syahbandar, dan Ruang Koleksi.
Beberapa waktu yang lalu pengunjung Malahan bisa menaiki tangga kayu yang cukup curam hingga Hingga puncak menara. Pemandangan memukau kawasan Kota Tua Jakarta Bersama deretan bangunan tua dan dermaga Sunda Kelapa Akansegera tersaji Hingga Didepan mata Bersama jendela yang empat sisi yang ada.
Sayangnya, Pada dikunjungi detikTravel Di Selasa (18/6/24) berdasarkan keterangan salah satu petugas Pada ini tangga-tangga Di Di tahap perbaikan.
“Oh itu Hingga atas, maintenance lagi ada kerusakan. Udah lama emang dua bulanan, lagi gak bisa dinaikin. Lantai kayu-kayunya sudah mulai lapuk,” kata dia.
Konon, Hingga Lokasi bawah menara terdapat terowongan bawah tanah yang terkoneksi Hingga Stadius atau Museum Sejarah Jakarta hingga Benteng Frederik Hendrik yang kini daerahnya telah beralih fungsi menjadi Masjid Istiqlal.
Jika ingin menggali lebih Di sejarah Menara Syahbandar dan Jakarta secara keseluruhan, traveler bisa Berkunjung Hingga Museum Bahari yang terletak tak jauh Bersama menara. Hingga museum itu, traveler bisa melihat berbagai koleksi benda-benda bahari dan artefak yang menceritakan tentang sejarah pelayaran dan perdagangan Hingga Nusantara.
Menara ini buka setiap hari Selasa-Minggu pukul 09.00-16.00 WIB Bersama harga tiket masuk yang terintegrasi Bersama Museum Kebaharian Jakarta yakni mulai Bersama Rp 3.750 ribu.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Menara Miring Ini Bersama Sebab Itu Titik Nol Kilometer Jakarta