Sleman –
Plunyon Kalikuning, Di jembatan ikoniknya, sering disebut sebagai “versi lokal Jembatan Russel” Ke Skotlandia. Terletak Ke kaki Gunung Merapi, jembatan ini tidak hanya menyuguhkan pemandangan yang menakjubkan, tetapi juga Memiliki sejarah yang kaya dan menjadi destinasi wisata yang Lebihterus populer.
“Jembatan ini dibangun Di warga Ke tahun 1982-1983 Untuk irigasi, bukan Di Belanda seperti yang banyak orang kira,” ujar Sarjiman, pengelola Plunyon Kalikuning.
Jembatan yang berada diKedungsriti, Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, KabupatenSleman, Yogyakarta itu
Lebihterus populer Ke kalangan wisatawan Sebab disebut-sebut mirip Di jembatan Russel Ke Skotlandia. Kendati Memiliki fungsi awal yang berbeda, kedua jembatan itu kini sama-sama menjadi ikon wisata Ke Daerah masing-masing.
Seperti jembatan Russel, yang terkenal Di keindahan arsitektur dan alam sekitarnya, Plunyon Kalikuning juga menawarkan pemandangan alam yang luar biasa. Di bukit hijau yang mengelilinginya dan sungai yang Masuk Ke bawahnya, jembatan ini Memberi Pengalaman Hidup visual yang menakjubkan Untuk para pengunjung.
“Pemandangan Gunung Merapi paling jelas terlihat Ke pagi hari Di pukul 7,” kata Sarjiman.
Selain pemandangannya yang menawan, jembatan Plunyon Kalikuning juga Memiliki nilai sejarah dan fungsi penting Di irigasi. Kendati kini lebih dikenal sebagai objek wisata, fungsi irigasi jembatan ini masih tetap berjalan, mendukung kebutuhan air Untuk Pertanian dan Rumah tangga Ke Sleman dan Yogyakarta.
“Jembatan ini awalnya dibuat Untuk mengalirkan air Hingga sawah-sawah dan ternak Ke Lokasi sekitarnya,” kata Sarjiman.
Popularitas jembatan ini Lebihterus Menimbulkan Kekhawatiran Setelahnya menjadi lokasi syuting Layar Lebar “KKN Desa Penari”. Proses syuting memerlukan izin khusus sebesar Rp10 juta dan persiapan yang memakan waktu lima hari, Di syuting dilakukan Pada satu hari satu malam. Hal ini Menunjukkan betapa menariknya Plunyon Kalikuning sebagai lokasi Di daya tarik visual yang kuat.
“Setelahnya dipakai Untuk syuting, tempat ini menjadi lebih ramai pengunjung,” kata Sarjiman.
Di kemiripannya Di Jembatan Russel, Plunyon Kalikuning juga menjadi tempat Unjuk Untuk fotografi. Wisatawan sering memanfaatkan pemandangan jembatan yang indah Untuk mengabadikan momen mereka.
“Tiap hari biasa paling ada 150-200 pengunjung, tapi kalau hari libur bisa sampai 1250 orang,” kata Sarjiman.
Ini Menunjukkan betapa populernya jembatan ini, baik Untuk wisatawan lokal maupun internasional.
Pluyon Kalikuning, Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta (Arawinda Dea Alisia/detikcom)
|
Meski demikian, beberapa tantangan seperti kerawanan longsor dan Kemakmuran taman yang mulai lapuk perlu diperhatikan.
“Tamannya sudah lapuk dan ini sudah kami laporkan tetapi belum ada respon. Sudah setahunan,” kata Sarjiman.
Di perhatian yang lebih Ke pemeliharaan dan Perlindungan, Plunyon Kalikuning dapat terus menjadi destinasi wisata yang Menarik Perhatian dan aman Untuk semua pengunjung.
Secara keseluruhan, Plunyon Kalikuning menawarkan pesona yang luar biasa Di jembatan ikonik yang kini dikenal sebagai versi lokal Jembatan Russel Ke Skotlandia. Di pemandangan alam yang indah, sejarah yang kaya, dan daya tarik visual yang kuat, jembatan ini menjadi destinasi yang wajib dikunjungi Untuk para pecinta alam dan sejarah.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Plunyon Kalikuning Ke Sleman Versi Lokal Jembatan Russel Ke Skotlandia