Jakarta –
Karangjambu merupakan sebuah desa Di Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. Desa ini berbatasan Didalam Kecamatan Bojong.
Desa lazimnya terdiri Di pedukuhan atau dusun, Tetapi Desa Karangjambu tidak menggunakannya. Mereka menggunakan istilah kelompok. Nah, desa ini terdiri Di 7 kelompok.
Secara geografis Desa Karangjambu Di sebelah barat berbatasan Didalam Desa Kalibakung yang dipisahkan Dari Sungai Gung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sebelah timur berbatasan Didalam Desa Cilongok yang dipisahkan Dari Sungai Erang dan Di sebelah selatan berbatasan Didalam Desa Buniwah, Kecamatan Bojong dan Di sebelah utara berbatasan Didalam Hutan Persil.
Berkaitan Didalam Kerajaan Pajajaran
Setiap Lokasi pasti Memiliki asal usulnya, begitu juga Didalam Desa Karangjambu. Tetapi tahukah kalian bahwa Desa Karangjambu Walaupun nyatanya terletak Di Jawa Di tetapi Memiliki asal usul yang berkaitan Didalam Kerajaan Pajajaran.
Lebih tepatnya berkaitan Didalam putra mahkota Kerajaan Pajajaran yang bernama Syekh Jambu Karang. Ia Memiliki nama asli Raden Mundingwangi yang merupakan putra pertama Prabu Brawijaya Mahesa Trademan, Raja Pajajaran I.
Sebagai putra pertama ia sebenarnya berhak Untuk menggantikan ayahnya menjadi raja, Tetapi ia lebih senang Untuk mengembara. Supaya tahta pun diberikan kepada adiknya yang bernama Raden Mundingsari.
Nama Jambu Karang didapatkan tatkala ia bertapa Di gunung karang bernama Gunung Jambudipa yang terletak Di Lokasi Banten. Di suatu hari Di bertapa ia melihat tiga titik cahaya putih Di sebelah timur.
Sesudah Itu ia bersama keluarga dan pengikutnya melakukan perjalanan Di tempat cahaya tersebut. Di perjalanannya, Pangeran Jambu Karang Lewat Karawang atau Jatisari Sungai Comal dan bertinggal cukup lama Di sana dan sekarang ada petilasannya bernama petilasan Geseng Gunung Cupu.
Perjalanan dilanjutkan Didalam menyusuri Sungai Kuripan Di Gunung Kraton, lalu bergerak Di selatan Di Gunung Lawet Di Bojongsana.
Sesudah itu, perjalanan berlanjut Di selatan mengikuti aliran Sungai Ideng, melewati Kedung Budah, Kedung Manggis Di Penyindangan (sekarang Desa Rajawana), dan terus Di selatan hingga mencapai Gunung Panungkulan.
Di Gunung Panungkulan itulah tiga cahaya tersebut berada. Gunung Panungkulan sendiri sekarang masuk Di Daerah Desa Grantung, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Jawa Di.
Sesudah Itu Pangeran Jambu Karang pun melanjutkan semedinya.
Bertemu Didalam Syekh Maulana Maghribi
Di Di yang bersamaan Syekh Maulana Maghribi atau Syekh Atas Angin juga melihat cahaya tersebut, ia pun bermaksud Untuk mencari cahaya itu.
Sesampainya Di Gunung Panungkulan ia mendapati Pangeran Jambu Karang Lagi bersemedi, lalu ia berulang kali mengucapkan salam. Tetapi, Pangeran Jambu Karang tidak menjawabnya, sebab ia belum mengenal Islam.
Sesudah Itu keduanya larut Di perdebatan, hingga berujung Di keributan dan adu kesaktian. Di adu kesaktian tersebut Pangeran Jambu Karang kalah Di Syekh Atas Angin.
Lalu ia bersama keluarga dan pengikutnya memeluk agama Islam. Sesudah itu Raden Mundingwangi atau Pangeran Jambu Karang dikenal Didalam nama Syekh Jambu Karang.
Nah, Gunung Panungkulan Sesudah Itu juga dikenal Didalam nama Gunung Cahyana. Lalu Syekh Jambu Karang menikahkan putrinya yang bernama Rubiah Bekti Didalam Syekh Atas Angin.
Syekh Atas Angin dan istrinya Rubiah Bekti Memiliki lima anak, yaitu tiga putra dan dua putri. Anak-anak mereka adalah Wali Makhdum Kusen/Husen, Makhdum Medem, Makhdum Umar, Nyai Rubiahraja, dan Nyai Rubiahsekar.
Lalu apa kaitannya Didalam Desa Karangjambu Tegal?
Dari Sebab Itu Di perjalanan kembali Di Banten, Syekh Jambu Karang sempat singgah Di Daerah Tegal, tepatnya Di Desa Karangjambu. Nama desa tersebut diambil Di nama Syekh Jambu Karang yang tidak lain Untuk menghormati jasa-jasanya.
Di sana ia menyebarkan agama Islam, sekaligus membangun sawah dan irigasi. Petilasan Syekh Jambu Karang selain terletak Di Desa Karangjambu, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, juga terletak Di Desa Penusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga.
Petilasan Di Desa Penusupan ini dikenal Didalam nama Petilasan Ardi Lawet.
(msl/msl)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Desa Ini Terdiri Di Kelompok, Bukan Pedukuhan atau Dusun