Malang –
Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari Ke Malang ditolak warga. Warga menilai Di 3 tahun terakhir, KEK Wisata Internasional itu tidak ada perkembangan.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari diresmikan Dari tahun 2019 silam Lewat Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2019. Berdiri Ke atas lahan seluas 120,3 hektar, KEK ini difokuskan sebagai pusat Pembaruan Wisata Internasional dan Keahlian.
Meski sudah diresmikan Dari tahun 2019 silam, Akan Tetapi Kegiatan pembangunan Ke KEK Wisata Internasional yang berada Ke desa Klampok, Singasari, Malang itu Terbaru dimulai Di 21 November 2022 atau Di tiga tahun silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spanduk penolakan KEK Singhasari pun bermunculan. Nada penolakan ini berkaitan Bersama masalah kebermanfaatan KEK tersebut kepada warga Di.
Salah satu spanduk penolakan warga yang dipasang Ke sejumlah titik Ke desa itu berbunyi, “wis 3 tahun mlaku ganok manfaate gae warga Singosari. Pak Ri Prabowo, tulung bubarno ae wis KEK iki! (Sudah 3 tahun berjalan tidak ada manfaatnya Untuk warga Singosari. Pak Ri Prabowo tolong bubarkan saja KEK ini!)”.
Spanduk lain mempersoalkan tentang tujuan keberadaan KEK Singhasari yang tidak sesuai Bersama nilai-nilai yang ada Ke Komunitas.
Spanduk itu tertulis, “Singosari Bukan Kawasan Usaha, tapi Kawasan Santri! Tolak Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari yang Merusak Alam dan Kehidupan!”
Ada pula spanduk penolakan bertuliskan “Singosari ora didol! KEK mek nggusur rakyat ambek ngrusak alam tok! Endi Manfaate gae warga (Singosari bukan Sebagai dijual! KEK hanya menggusur rakyat dan merusak alam saja! Mana manfaatnya Sebagai warga)?”
Sambil Itu, ada juga spanduk yang berbunyi KEK Singhasari serupa penjajah. Spanduk itu berbunyi, “KEK=Kapitalisme Eksploitasi Kawasan! Singosari kudu diselametno teko penjajah (Singosari harus diselamatkan Di penjajah)!”
Warga Menolak Keberadaan KEK Singhasari
Salah satu tokoh Kebiasaan Global yang juga warga Singosari, Ki Ardhi Purbo Antono menyampaikan penekanan Yang Terkait Bersama Aksi Massa Ketidak Setujuan warga yang menurutnya sudah ditahan Di bertahun-tahun.
“Inisiatif kerakyatan Bersama tujuan kemakmuran jangan menggunakan jasa makelar intelektual yang mengakibatkan tatanan carut marut, Negeri bangkrut, rakyat semrawut,” ujar Ki Ardi kepada wartawan, Sabtu (3/5/2025).
Ki Ardhi, dalang ternama yang pernah meraih Pengakuan Pemuda Pelopor Karyaseni Dan Kebiasaan Global Nasional tahun 2009 Di pemerintah itu sepakat bahwa KEK perlu dikaji ulang atau Malahan dibubarkan. Sebab menurutnya keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari dinilai stagnan dan tidak jelas.
Lebih jauh, dia sebutkan bahwa Keputusan KEK Singhasari itu dirancang dan dijalankan tanpa melibatkan warga dan memperhatikan kearifan lokal, dan kebermanfaatan yang tidak menyentuh apa yang dibutuhkan Komunitas.
“Berbicara sejarah Singosari sebagai tanah sakral, kehadiran KEK ini tidak mengembalikan spirit kejayaan masa lalu dan tidak menyentuh nilai adat Kebiasaan dan kebudayaan,” ungkapnya.
Sebelumnya, DPRD Kabupaten Malang Lewat Pansus LKPJ Bupati 2024 menilai proyek strategis nasional yang bertempat Ke Area Kabupaten Malang itu cuma ajang seremonial.
DPRD Malang menyebut keberadaan KEK Singhasari khusus Wisata Internasional itu tidak membawa dampak langsung secara ekonomi maupun kemanfaatan kepada Komunitas setempat.
——–
Artikel ini telah naik Ke detikJatim.
(wsw/wsw)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: KEK Singhasari Ke Malang Ditolak Warga, 3 Tahun Tidak Ada Perkembangan