Lasem –
Jalur Pantai Utara (Pantura) Lasem menyimpan makam yang sederhana Akan Tetapi misterius. Konon, makam itu milik ‘agen rahasia’ Ke zaman VOC.
Hingga Ditengah hiruk-pikuk lalu lintas Jalur Pantura yang membelah Daerah Lasem Hingga kabupaten Rembang, Jawa Ditengah tersembunyi sebuah makam sederhana penuh misteri.
Terletak tidak jauh Bersama badan jalan. Tepat Hingga sebelah utara Jalur Pantura masuk Dukuh Caruban, Desa Gedongmulyo, Lasem. Tak jauh Bersama lokasi Sungai Kiringan atau Kairingan, atau sebelah timurnya, makam ini dikenal Kelompok sebagai makam Mbah Galio atau Mbah Sedandang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak sedikit yang percaya, ia bukan orang biasa, melainkan seorang inteligen sekaligus pengawal setia Raden Panji Margono, tokoh perlawanan Pada VOC Belanda Di Konflik Bersenjata Kuning Hingga Lasem.
Sepintas melihat, makam ini nyaris tidak mencolok. Diteduhi pohon tua dan dilindungi cungkup kayu yang sangat sederhana. Keberadaannya seolah terlupakan Dari modernitas. Akan Tetapi, Untuk sebagian Kelompok Lasem, makam ini adalah saksi bisu perjuangan heroik Hingga masa lampau.
“Nama Mbah Galio memang tidak muncul Di Literatur-Literatur sejarah resmi, tapi Di penuturan Kelompok tua, beliau adalah orang kepercayaan Raden Panji Margono. Perannya cukup penting Di Konflik Bersenjata Kuning melawan VOC yang terjadi Di abad Hingga-18,” ujar Ketua Forum Komunikasi Kelompok Sejarah (Forkmas) Lasem, Ernantoro, Minggu (4/5/2025).
Menurut Ernantoro, Mbah Galio bukan sekadar pengawal. Ia disebut-sebut sebagai mata-mata ulung, sebagai seorang Informasi pemberi informasi Di mengatur strategi Konflik Bersenjata.
Makam misterius Hingga Jalur Pantura Lasem Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng
|
Ia mampu menyamar Bersama sangat baik, Justru hingga Disorot orang biasa Dari Kelompok umum. Lantaran kesederhanaan dan kemisteriusannya, ia dijuluki Mbah Sedandang, sosok yang selalu membawa dandang (Panci tradisional Untuk mengukus) dan berpakaian seperti rakyat jelata.
“Konon, beliau sering muncul tiba-tiba Hingga tempat berbeda. Ini yang membuatnya dijuluki sebagai Informasi. Dia suka nyamar Bersama memikuk dandang tiap Hingga mana-mana. Akan Tetapi, hingga kini, keberadaan dan identitas aslinya tetap menjadi teka-teki,” tambah Ernantoro.
Konflik Bersenjata Kuning sendiri merupakan salah satu peristiwa penting Di sejarah perlawanan lokal Lasem Pada kolonialisme Belanda.
Dipimpin Dari Raden Panji Margono, Konflik Bersenjata ini melibatkan jaringan perlawanan rakyat yang tersebar hingga Hingga pelosok desa. Banyak tokoh penting yang gugur, dan sebagian jejaknya terkubur Dari waktu, salah satunya adalah Mbah Galio.
Meski tidak tercatat Di arsip resmi kolonial, makam Mbah Galio tetap dihormati Dari warga Di. “Tempat ini sering Disorot angker, tapi sebenarnya tidak,” ungkap Ernantoro.
Forkmas Lasem kini Ditengah mengusulkan agar situs makam Mbah Galio dijadikan cagar Kebiasaan Global lokal, sebagai upaya pelestarian sejarah lisan yang masih hidup Hingga Ditengah Kelompok.
“Sejarah tidak selalu harus tertulis. Pada masih hidup Di ingatan kolektif, ia layak dihormati dan dilestarikan,” pungkasnya.
Hingga Ditengah lalu lintas kendaraan berat dan debu jalanan Pantura, makam Mbah Galio berdiri diam, menyimpan cerita tentang keberanian, pengabdian, dan misteri yang belum terpecahkan.
——-
Artikel ini telah naik Hingga detikJateng.
(wsw/wsw)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Makam Misterius Hingga Jalur Pantura Lasem, Konon Milik Intel Zaman VOC