Jakarta –
Perlindungan imunisasi secara ganda atau lebih Bersama satu jenis Proteksi telah direkomendasikan Bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Ikatan Ahli Perawatan Balita Indonesia (IDAI).
Hal ini disampaikan Bersama Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Keadaan (Kemenkes) Prima Yosephine merespons laporan bayi berinisial MKA yang dilaporkan meninggal Ke Sukabumi Setelahnya Merasakan imunisasi ganda.
Dikatakan Prima, pemberian Proteksi sesuai jadwal imunisasi nasional dilakukan sesuai Bersama rekomendasi Organisasi Keadaan Dunia (WHO), baik jadwal imunisasi rutin maupun kejar (catch up).
“Pemberian imunisasi kombinasi (lebih Bersama satu antigen atau satu jenis Proteksi) sama aman dan efektifnya Bersama imunisasi tunggal,” terang Prima, dikutip Bersama laman Kemenkes, Senin (1/7/2024).
“Merasakan beberapa Proteksi atau kombinasi Proteksi Di satu kunjungan penting Sebagai melindungi anak Bersama berbagai Penyakit sedini Mungkin Saja. Hal ini juga memudahkan Sebagai menyelesaikan dosis yang dianjurkan tepat waktu,” lanjutnya lagi.
Ia juga menekankan pemberian suntikan dosis ganda tak membebani sistem kekebalan tubuh.
“Antigen yang ada Di Proteksi hanyalah sebagian kecil dibandingkan Bersama apa yang secara alami ditemui Bersama tubuh kita setiap hari,” ujarnya.
Laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, juga Menunjukkan Merasakan kombinasi Proteksi sekaligus tidak menimbulkan masalah Keadaan kronis. Sejumlah Eksperimen telah dilakukan Sebagai melihat dampak pemberian berbagai kombinasi Proteksi.
Proteksi yang direkomendasikan terbukti efektif jika dikombinasikan maupun secara disuntikkan tunggal. Terkadang kombinasi Proteksi tertentu yang diberikan bersamaan dapat menyebabkan demam. Akansegera tetapi, Kebugaran ini bersifat Sambil dan tidak menyebabkan kerusakan permanen.
Dikatakan Prima, manfaat imunisasi ganda Ke Indonesia Di lain Memberi perlindungan secepat Mungkin Saja. Imunisasi diberikan tepat waktu secepat Mungkin Saja Sebagai melindungi anak Ke usia yang rentan.
Ke Di Itu, pemberian beberapa imunisasi secara bersamaan Mengurangi jumlah kunjungan Agar orang tua dan anak tidak perlu datang berulang kali Hingga fasilitas Keadaan. “Imunisasi ganda Mengurangi trauma Ke anak, terutama kecemasan dan rasa sakit yang dirasa anak Di penyuntikan,” katanya.
Proteksi ganda juga Meningkatkan efisiensi dan cakupan petugas Keadaan Memperoleh waktu Sebagai melakukan imunisasi Hingga lebih banyak anak, serta Langkah Keadaan lainnya.
Sebelumnya ramai diberitakan soal bayi laki-laki berinisial MKA meninggal beberapa jam Setelahnya Merasakan imunisasi Bersama empat jenis Proteksi, yaitu Proteksi Bacille Calmette-Guerin (BCG) Sebagai Penyakit tuberkulosis (TB), Difteri-Pertusis-Tetanus-Hepatitis B-Haemophilus Influenzae Type B (DPT-HB-Hib), Polio tetes, dan Rotavirus Sebagai Upaya Mencegah diare.
Bersama hasil investigasi yang dilakukan Asosiasi Area (Komda) KIPI Jawa Barat dan Pokja KIPI Kota Sukabumi bersama Dinas Keadaan Kota Sukabumi menyampaikan bayi tersebut lahir Bersama Dukungan bidan dan sudah Merasakan vitamin K juga Proteksi hepatitis B.
Akan Tetapi, Setelahnya lahir, bayi yang berusia hampir 3 bulan ini tidak pernah dibawa Hingga Puskesmas. Ia Mutakhir kembali dibawa Bersama orang tuanya Di berusia 2 bulan 28 hari Hingga Posyandu Sebagai Merasakan imunisasi.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Respons Kemenkes RI soal Bayi Ke Sukabumi yang Meninggal Pasca Imunisasi