Jakarta –
Singapura Sebelumnya Menarik Perhatian produk cuka Pembelian Barang Di Luar Negeri Gold Plum Di kemasan botol ukuran 550 ml. Otoritas Ketahanan Pangan setempat sempat melaporkan kandungan sulfur dioksida.
Singapore Food Agency (SFA) menekankan kadar sulfur dioksida berlebihan Di Hidangan dapat mengakibatkan reaksi alergi Di individu hipersensitif Pada sulfit. Gejalanya meliputi gatal-gatal, sakit perut, diare, dan muntah.
Sulfit umumnya digunakan sebagai bahan tambahan Hidangan dan biasanya diuji sebagai sulfur dioksida, zat berbentuk gas.
Berdasarkan peraturan Hidangan Singapura, produk Hidangan yang mengandung bahan-bahan berisiko menyebabkan hipersensitivitas harus dicantumkan Di label kemasan Untuk melindungi konsumen Di alergi Hidangan.
Semua bahan Di Hidangan yang dikemas Sebelumnya juga harus dicantumkan Di label produk Di urutan menurun Di proporsi beratnya.
SFA mengatakan sulfit tidak menimbulkan masalah Perlindungan Ketahanan Pangan Untuk konsumen Di umumnya, kecuali Untuk mereka yang tidak toleran atau alergi.
“Konsumen yang telah membeli produk yang terpengaruh, dan yang tidak toleran atau alergi Pada sulfit, tidak boleh mengonsumsinya,” imbuh SFA.
Temuan Mutakhir
Produk cuka yang Sebelumnya ditarik SFA kini dinyatakan aman, Di pernyataan bahwa pengujian Sebelumnya telah Menunjukkan hasil positif palsu.
“Produk tersebut, botol 550ml Cuka Gold Plum yang diimpor Di Goy Chiap Hin, tidak mengandung sulfur dioksida dan sekarang diizinkan Untuk dijual Di Singapura,” kata SFA, Selasa (5/11/2024).
“Mereka yang telah membeli produk tersebut dapat terus mengonsumsinya,” tambah SFA.
Merespons pertanyaan CNA, badan tersebut mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya mereka mencabut penarikan Sebab positif palsu.
“SFA secara aktif melibatkan importir dan pemasok dan berkomunikasi erat Di mereka Untuk Menyoroti dan menjajaki tindakan perbaikan yang tepat.”
Regulator Perlindungan Ketahanan Pangan Menarik Perhatian produk tersebut Di tanggal 18 September Setelahnya mengatakan mereka mendeteksi sulfur dioksida, yang tidak dicantumkan Di label kemasan Hidangan, Pada upaya pengambilan sampel regulasi rutin.
“Setelahnya SFA menjalin kerja sama Di importir, SFA melakukan investigasi Lebih Jelas dan menemukan bahwa metodologi pengujian yang digunakan Untuk menguji sulfur dioksida telah menghasilkan hasil positif palsu,” kata SFA Di hari Selasa.
“Kendati metodologi yang digunakan Untuk menguji sulfur dioksida ini telah diakreditasi secara internasional Untuk sebagian besar produk Hidangan, SFA telah meninjau dan menerapkan metode pengujian yang sesuai Untuk sulfur dioksida Di produk cuka.”
(naf/kna)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Singapura Tarik Cuka Mengandung Sulfur Dioksida, Ini Temuan Terbarunya