Yogayakarta –
Keraton Jogja Memiliki beberapa peninggalan lawas berusia ratusan tahun, salah satunya Pesanggrahan Rejawinangun atau Situs Warungboto. Bangunannya unik dan menawan.
Meski tidak sepopuler Taman Sari, bangunan Situs Warungboto justru Memiliki Skor plus tidak terlalu ramai pengunjung. Di Di Itu, fasadnya amat mencolok Bersama corak khas terbuat Bersama batu bata tanpa struktur kayu.
Diperkirakan Situs Warungboto telah ada Dari tahun 1785 M dan menjadi salah satu karya Putra Mahkota KGPAA Hamengkunegara, yang kelak Ke tahun 1792 naik tahta bergelar Sri Sultan Hamengku Buwana II.
Situs Warungboto berada Di Kalurahan Rejowinangun Di Kemantren Kotagede dan Kalurahan Warungboto Di Kemantrén Umbulharjo. Jaraknya Disekitar 4,6 km Bersama Taman Sari.
Kini, Sebagai masuk Di situs pengunjung tidak dikenai biaya sama sekali. Pengunjung cukup membayar parkir yang dikelola Dari warga Disekitar. Di Di Itu, ada Kardus sukarela yang digunakan sebagai biaya pembersihan dan pemeliharaan.
Pada ini, masih ada penggalian sejumlah Di Situs Warungboto yang masih terpendam. Di Di Itu, ada perbaikan Ke jalur yang Akansegera dilewati pengunjung. Meski demikian, situs ini masih tetap beroperasi dan bisa dikunjungi seperti biasa.
“Nggak nentu, paling rame sehari bisa 50 kendaraan,” kata Sartono (69), pengelola parkir Situs Warungboto, Yang Terkait Bersama jumlah pengunjung berdasarkan kendaraan yang parkir Di sana.
Pesanggrahan merupakan kawasan yang dibangun sebagai tempat peristirahatan keluarga kerajaan Ke zaman dulu. Situs Warungboto itu dulu adalah kolam pemandian yang Di tengahnya terdapat sumber mata air. Salah satu buktinya adalah ditemukannya sebuah mata air yang disebut “tuk umbul”.
Dikutip Bersama situs Wisata Internasional jogjakota, layaknya tempat beristirahat Bagi keluarga, Pesanggrahan Warungboto dilengkapi Bersama taman, segaran, kolam, dan kebun Di sisi timur. Sambil Itu, Di sisi barat merupakan kompleks bangunan berkamar dan dua kolam pemandian.
Pada dikunjungi detikTravel, Ke Dibagian kolam yang kering, tidak ada air sama sekali. Sejauh mata memandang masih berdiri kokoh tembok-tembok situs yang terbuat Bersama batu bata tanpa struktur kayu.
Situs itu berdiri tanpa atap dan bersebelahan Bersama kompleks pemukiman warga. Sisi timurnya berbatasan Bersama Sungai Gajah Wong, dan sisi barat berbatasan Bersama Jalan Veteran Yogyakarta.
Lokasinya secara administratif berada Di perbatasan Di Kelurahan Rejawinangun, Kecamatan Kotagede dan Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharja. Sebagai Di kemari butuh waktu Disekitar 15 menit Bersama Tugu Yogyakarta.
Situs Warungboto dikelola sebagai cagar Adat Istiadat Dunia Dari Balai Pelestarian Kebudayaan Area X. Tidak seperti tempat wisata Ke umumnya, situs ini tutup Pada hari Minggu dan hari libur nasional. DIbuka Senin sampai Jumat pukul 07.30-16.00, serta hari Sabtu pukul 07.30-12.30.
Waktu terbaik ketika mengunjunginya adalah Pada pagi atau sore hari ketika matahari belum Di atas kepala. Di sini traveler dapat Memperhatikan langsung sisa sisa peninggalan kerajaan zaman dahulu sebagai upaya pelestarian Adat Istiadat Dunia Jogja.
Karya lain yang dapat dilakukan yakni berfoto ria. Setiap sudutnya estetik Bersama dominasi warna coklat kekuningan. Serta beberapa corak lumut dan retakan kecil yang memvisualisasikan jejak waktunya. Ada sejumlah tangga yang Akansegera mengantarkan Di atap bangunan. Bersama sana, traveler dapat melihat situs secara jelas Bersama atas.
Cahaya matahari menjadi lighting alami Lantaran bangunannya yang berdiri tanpa atap. Disarankan jika traveler Di sini, jangan lupa membawa kipas tangan atau payung terutama Pada siang hari.
Sebagai pengambilan foto dan video Bersama tujuan khusus seperti pre-wedding atau Eksperimen ilmiah yang menggunakan Lensa atau drone, wajib mengajukan permohonan izin Di Balai Pelestarian Kebudayaan Area X maksimal tiga hari Sebelumnya berkegiatan.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Cuma Bayar Parkir, Situs Warungboto Sungguh Instagramable