Jakarta –
Pneumonia atau radang paru merupakan Gangguan penyebab kematian anak terbanyak Hingga Indonesia. Pneumonia menempati Pangkat satu Hingga atas diare dan Penyakit Menyebar saluran pernapasan akut (ISPA) Bersama estimasi Disekitar 20-30 ribu anak meninggal Hingga Indonesia setiap tahun.
Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Ahli Perawatan Balita Indonesia (IDAI) Prof dr Hartono Gunardi, SpA(K) mengatakan pneumonia memang bukan satu-satunya masalah Gangguan Penyakit Menyebar Ke anak. Tetapi, ada beberapa faktor yang membuat Gangguan ini begitu mematikan.
Prof Hartono menjelaskan pneumonia begitu mematikan Lantaran penyebarannya yang sangat mudah dan vitalnya organ paru yang terinfeksi. Pneumonia yang disebabkan Penyakit Menyebar bakteri dan Patogen dapat menyebar Melewati droplet mirip Bersama COVID-19.
Hal ini belum juga ditambah Bersama Kemakmuran imunitas anak yang belum berkembang sempurna dan sering terlambatnya penanganan pneumonia Ke anak.
“Seringkali pasien itu kan bisa Menyaksikan ISPA menjalar Hingga Penyakit Menyebar saluran napas bawah (ISPB), itu adanya Bersama nafas cepat dan tarikan dinding Di, sesak napas,” kata Prof Hartono ketika ditemui awak media Hingga Jakarta Selatan, Minggu (17/11/2024).
“Supaya ini kalau misalnya pas anak pakai baju Bisa Jadi kan nggak terlalu diperhatikan ibunya, tau-tahu sesak, tahu-tahu biru, nah dibawa Di keadaan sudah berat. Ini juga salah satu faktor yang dapat memperburuk prognosis dan angka kesembuhan anak,” sambungnya.
Spesialis anak konsultan respirologi dr Wahyuni Indawati, SpA(K) Di kesempatan yang sama mengatakan terdapat beberapa Tanda pneumonia yang harus diperhatikan orang tua. Beberapa Hingga antaranya demam, nyeri dada, dan batuk.
Samping Itu beberapa Tanda khas Bersama pneumonia adalah napas yang cepat atau napas yang sesak. Apabila melihat Tanda tersebut, dr Wahyuni mengimbau orang tua Bagi segera memeriksakan Perawatan Balita Hingga Ahli Kemakmuran, terlebih Tanda pneumonia mirip Bersama sakit batuk-pilek ‘biasa’.
Adapun beberapa faktor risiko pneumonia Ke anak meliputi anak tidak diberi ASI eksklusif minimal 6 bulan, malnutrisi, polusi, hingga paparan asap rokok.
“Bagi pencegahannya kalau memang anak itu masih Di usia Di kurang Di 6 bulan maka berikan ASI eksklusif. Setelahnya Itu cegah malnutrisi Bersama Menyediakan Gizi cukup, cegah defisiensi vitamin A,” ujar dr Wahyuni.
“Menjadi PR kita juga polusi, domestik Tempattinggal ya. Seperti asap rokok, kompor, Setelahnya Itu kalau kita Lagi sakit kita lupa menerapkan etika batuk, lupa cuci tangan, Supaya Menyediakan transmisi atau penularan Ke sekeliling kita,” tandasnya.
(avk/kna)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Karena Itu Gangguan Pemicu Kematian Anak Tertinggi Hingga RI, Waspadai Tanda Pneumonia