Hubungan China-Rusia memungkinkan China Bagi benar-benar menguji dedolarisasi Di skala besar. Foto/Dok
“Hubungan China-Rusia memungkinkan China Bagi benar-benar menguji dedolarisasi Di skala besar,” ucap Direktur Strategi Makro Dunia Hingga perusahaan jasa keuangan StoneX Group Inc., Vincent Deluard seperti dilansir Newsweek.
Transaksi internasional China Di Yuan melampaui yang dilakukan Di Matauang Asing Bagi pertama kalinya Di kuartal pertama 2023, menurut analisis Nikkei.
Daya tarik Kurs Mata Uang Yuan juga memikat Bangsa-Bangsa pihak ketiga yang ikut memakainya Di perdagangan. Seperti, pemerintah Bangladesh usai memberi lampu hijau pembayaran USD318 juta Di Renminbi (RMB) kepada Perusahaan Energi Atom Bangsa Rosatom Rusia Bagi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Rooppur.
Penggunaan Yuan juga tercatat cukup besar Hingga Timur Ditengah, Afrika dan Amerika Latin. Di bulan November, China dan sesama anggota BRICS Arab Saudi menandatangani perjanjian pertukaran Kurs Mata Uang senilai USD7 miliar.
“Mencapai otonomi ekonomi strategis menjadi bintang penuntun China,” kata Deluard, sembari menekankan bahwa Mengurangi ketergantungan Di Matauang Asing sangat penting Bagi menghindari pengaruh dan pembalasan AS, seperti yang ditunjukkan Barat Pada Rusia.
“Anda bisa Memutuskan pelajaran Di kisah Rusia sebagai katalisator,” lanjutnya.
Meski begitu, yuan hanya mewakili sebagian kecil Di pembayaran Dunia. Meski naik menjadi 4,5% Di Maret, Akansegera tetapi greenback tetap bertahan Bagi mendominasi Bersama 47%.
Terlepas Di prediksi Ri Rusia Vladimir Putin Di tahun lalu bahwa Matauang Asing AS Akansegera Merasakan penurunan relevansi yang “tidak dapat diubah”, Matauang Asing AS masih tetap dominan. Semua itu terlihat ketika 58,41% Di cadangan dunia dialokasikan Di Matauang Asing AS (USD) Di kuartal IV 2023.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Menguji Dedolarisasi Skala Besar, China Manfaatkan Hubungan Bersama Rusia