Jakarta –
Sebuah hasil survei terbaru Di dunia penerbangan membuat geger. Ternyata perempuan masih saja rentan Merasakan Kekejaman seksual.
Sebuah perusahaan survei bernama Unite melakukan studi Pada 30.000 anggota perempuan Ke sektor penerbangan mengenai pelecehan seksual Pada bekerja, Di perjalanan Ke tempat kerja atau Bersama rekan kerja, baik Ke Di maupun Ke luar jam kerja.
Hasil survei mengungkapkan bahwa 34 persen perempuan yang bekerja sebagai awak kabin, staf resepsionis dan petugas penanganan bagasi pernah Merasakan Kekejaman seksual Ke tempat kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ke Pada Yang Sama, 11 persen perempuan yang disurvei mengatakan bahwa mereka pernah menjadi korban pemaksaan seksual Ke tempat kerja. Pelaku menekan, menipu, mengancam dan memanipulasi korban Untuk melakukan Kegiatan seksual tanpa persetujuan yang sah.
Survei tersebut, yang merupakan Dibagian Bersama Sosialisasi Politik Unite “Tanpa Toleransi Pada Pelecehan Seksual”, seperti dikutip Bersama Independent UK Ke Kamis (17/7).
Di Itu, 67 persen pernah Merasakan rayuan, gestur, atau ucapan seksual yang tidak diinginkan. Lalu 65 persen responden menjadi korban lelucon seksual, 55 persen pernah disentuh secara tidak pantas dan lebih Bersama empat Bersama 10 orang pernah Merasakan kiriman gambar pornografi Dari Manajer, kolega, atau pihak ketiga seperti penumpang.
Bersama mereka yang melaporkan pelecehan seksual Ke tempat kerja, mayoritas mengatakan itu bukan kejadian yang pertama kali, Bersama hampir setengah (47 persen) mengalaminya lebih Bersama dua kali, Sambil Itu sepertiga (34 persen) mengalaminya lebih Bersama sekali.
Banyak responden mengatakan mereka tidak melaporkan pelecehan yang mereka alami atau saksikan Sebab khawatir tidak Berencana dipercaya atau Berencana membahayakan pekerjaan mereka, Sambil Itu yang lain merasa hal itu tidak ditanggapi serius ketika mereka melaporkannya.
Lebih Bersama tiga perempat (76 persen) mengatakan masalah tersebut tidak ditangani atau ditangani Dari manajemen.
“Saya Merasakan pelecehan seksual Bersama penumpang dan manajemen tidak pernah melakukan apa pun,” kata seorang responden.
“Mereka bilang penumpang datang dan pergi, dan ada kemungkinan kecil Anda Berencana bertemu mereka lagi.”
Kata-kata ini bagai Pisau yang menancap tajam Di hati mereka. Malahan, tak jarang korban Merasakan ejekan Sebab pelaporan.
“Manajemen menertawakan Pengalaman Hidup saya Ke mana seorang awak kabin Bersama riwayat Kekejaman seksual yang diketahui menyentuh saya secara tidak pantas. Mereka melindunginya, bukan saya,” kata seorang korban.
Sekretaris Jenderal Unite, Sharon Graham mengatakan keselamatan staf seharusnya menjadi salah satu prioritas utama Untuk para pemberi kerja Ke industri transportasi udara sipil. Akan Tetapi hasil survei sangat memberatkan dan Menunjukkan bahwa para pekerja perempuan diabaikan Dari atasan.
“Tidak seorang pun seharusnya Merasakan pelecehan seksual Ke tempat kerja. Unite berkomitmen Untuk Membahas pendekatan tanpa toleransi dan kami Berencana memberi peringatan kepada setiap pemberi kerja yang mengabaikannya,” ucapnya.
Unite berencana Untuk terus berjuang Ke setiap langkah Untuk memberantas pelecehan Ke tempat kerja Untuk selamanya. Setiap pekerja berhak Merasakan lingkungan kerja yang aman dan harus merasa mampu melaporkan pelecehan.
(bnl/wsw)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Duh! Sepertiga Perempuan Ke Penerbangan Merasakan Pelecehan Seksual