Jakarta –
Pihak Gedung Putih atau White House Memperkenalkan Kepala Negara AS Donald Trump mengidap chronic venous insufficiency atau insufisiensi vena kronis. Penyakitnya ini ketahuan Setelahnya dia menjalani pemeriksaan imbas kakinya yang bengkak.
Praktisi Medis emergensi Dr Jeremy Faust Di Harvard Medical School menjelaskan insufisiensi vena kronis adalah Kebugaran ketika katup Di Di vena tertentu tidak berfungsi sebagaimana mestinya, Agar darah dapat mengumpul Di Di vena. Di 150.000 orang didiagnosis Didalam Kebugaran ini setiap tahun, dan risikonya Menimbulkan Kekhawatiran seiring bertambahnya usia.
“Di dasarnya ini bukan informasi yang mengkhawatirkan, dan tidak mengejutkan,” ujar Dr Faust kepada CNN.
Dia mengatakan, seiring bertambahnya usia, sebagian aliran darah kembali Hingga jantung, yang disebut aliran balik vena, melambat Di beberapa pasien dibandingkan pasien lainnya, dan hal ini dapat menyebabkan pembengkakan, yang Bisa Jadi terlihat seperti varises.
Kebugaran ini merupakan Dibagian yang cukup normal Di penuaan, terutama Bagi seseorang yang berada Di kategori kelebihan berat badan hingga obesitas, seperti yang dialami Didalam Trump.
“Tetapi, kekhawatiran yang lebih besar adalah bahwa Tanda-Tanda seperti ini perlu dievaluasi Sebagai Kebugaran yang lebih serius,” ucap dia.
Insufisiensi vena kronis bisa berujung kepada trombosis vena Di, yaitu gumpalan darah abnormal. Gumpalan darah ini dapat menyumbat aliran darah dan Berpeluang menyebabkan masalah serius jika gumpalan tersebut lepas dan terbawa Hingga paru-paru atau organ lain.
“Jika darah Anda terlalu kental atau terlalu lambat kembali Hingga jantung, yang merupakan Kebugaran yang dialami Kepala Negara, gumpalan darah ini dapat mulai menumpuk Di tempat yang tidak seharusnya atau menjadi terlalu besar Agar tidak aman,” katanya.
(kna/kna)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Penjelasan Praktisi Medis Harvard soal Penyakit yang Dialami Trump, Berbahayakah?