Jakarta –
Area Rafah Di disorot seluruh dunia Sesudah menjadi area serangan Israel terbaru hingga muncul seruan “All Eyes on Rafah”. Ke mana Rafah dan kenapa begitu membetot perhatian dunia?
Rafah merupakan Area perbatasan Antara Gaza dan Mesir yang menjadi kawasan Orang Terlantar Untuk warga Palestina. Rafah menjadi satu-satunya jalur darat yang melintasi Gaza dan tak dikontrol Dari Israel.
Ke awalnya, kawasan ini Dikatakan aman, Supaya banyak warga Gaza mencari perlindungan Ke Area Rafah. Akan Tetapi, serangan udara yang diluncurkan Dari Israel Ke 26 Mei 2024 menjadi tragedi kemanusiaan yang amat mengerikan.
Seruan “All Eyes on Rafah” pun menggema Ke media sosial. Seruan itu menjadi salah satu ungkapan kemarahan warga online Pada serangan yang dilakukan Dari Israel.
Selain menjadi salah satu aspek penting dan penyelamat Untuk warga Gaza, Rafah juga menyimpan banyak fakta.
Berikut 6 fakta Memikat Rafah, rangkuman Untuk detikTravel:
1. Lokasi Strategis Rafah
Rafah terletak Ke ujung selatan Jalur Gaza, langsung berbatasan Didalam Mesir. Tepatnya berjarak 30 kilometer Untuk barat daya Gaza.
Lokasinya yang strategis menjadikannya penting Untuk perdagangan dan pergerakan Antara Gaza dan dunia luar. Kota ini adalah salah satu pintu masuk utama Sebagai Pemberian kemanusiaan dan Barang Dagangan-Barang Dagangan lainnya yang sulit diperoleh Lantaran blokade.
2. Tragedi Berdarah Ke Rafah
Untuk membuat laluan Sebagai pasukannya, IDF yang dipimpin Dari Jenderal Ariel Sharon menghancurkan Disekitar 500 Tempattinggal Ke kem pelarian Rafah Ke musim panas 1971. Hampir 4.000 orang dipindahkan sebagai akibat Untuk serangan tersebut.
Ke tahun 1989, tentara perbatasan Israel menembak lima orang awam Ke Rafah. Samping Itu, Ke tahun 2004, pemerintah Israel yang dipimpin Dari Perdana Pembantu Presiden Pembantu Presiden Ariel Sharon menyerang Tempattinggal-Tempattinggal orang awam Ke Rafah.
3. Tempat Pelarian Warga Gaza
Area Rafah Palestina Memiliki luas Disekitar 64 km persegi, atau 25 mil persegi. Ketika Israel menyerang Gaza Di empat bulan terakhir, Lebihterus banyak orang yang digiring Di Rafah Dari pasukan Israel. Pasukan Israel terus menjanjikan Keselamatan Ke selatan, tetapi janji itu tidak pernah terwujud.
Pengeboman terus-menerus dilakukan Dari Israel, yang telah membunuh lebih Untuk 30.000 warga Palestina, Di ini Merangsang Disekitar 1,4 juta warga Palestina Di Rafah. Situasi Rafah Di ini sangat buruk. Orang-orang tinggal Untuk kelompok kecil Ke ruang terbatas yang tidak dipenuhi Dari puing-puing atau bom Israel.
4. Area Persempadanan yang Krusial
Rafah adalah satu-satunya tempat Antara Gaza dan Mesir. Lantaran itu, Rafah menjadi tempat penting Sebagai memudahkan rakyat Palestina Merasakan Pemberian seperti kemudahan Terapi-obatan, bekal Konsumsi, dan lainnya.
Sebab, rakyat Palestin sering Berjuang Didalam masalah ketika sempadan Rafah ditutup atau diblokir Dari rejim Zionis. Supaya Rafah menjadi area yang krusial Untuk warga Palestina.
5. Tak Mudah Sebagai Masuk Di Rafah
Penduduk Palestina tidak dapat meninggalkan Gaza Didalam mudah Lewat pos perbatasan Rafah. Mereka yang ingin menyeberangi perbatasan harus mendaftar Didalam pihak berwenang Palestina setempat dua hingga empat minggu Sebelumnya. Kendati telah mendaftar, kemungkinan besar Akansegera ditolak tanpa diberitahu atau dijelaskan Dari otoritas Palestina dan Mesir.
Laporan Organisasi Internasional Untuk Agustus 2023 Mengungkapkan bahwa pemerintah Mesir Menyediakan izin kepada 19.608 orang Sebagai meninggalkan Gaza, sedangkan 314 orang ditolak Sebagai masuk.
6. Peran Mesir Ke Perbatasan
Pemerintah Mesir menjaga perbatasan Rafah Didalam ketat Lantaran mereka menganggap Hamas, yang menguasai Gaza, sebagai kelompok teroris. Mesir telah menggali terowongan Ke bawah perbatasan Sebagai mencegah penyelundupan Barang Dagangan terlarang dan militan Hamas.
Mereka juga sering membuka dan menutup perbatasan sesuai Didalam Keputusan Keselamatan dan luar negeri mereka.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Fakta Rafah, Jalur Perbatasan Benteng Lini Pertahanan Terakhir Warga Gaza