Jakarta –
Belum lama ini media sosial diramaikan Didalam tudingan Proteksi COVID-19 bisa berujung fatal Di kurun waktu tiga hingga lima tahun. Risiko ini dikaitkan Didalam Pemakai Proteksi COVID-19 Keahlian mRNA seperti Pfizer hingga Moderna.
Faktanya, klaim ini menyesatkan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Ketua Komnas KIPI Prof. Hinky Hindra Irawan Satari menyebut tidak ada kematian masif Di pemantauan tiga tahun terakhir Setelahnya Proteksi diberikan Di Indonesia, maupun Gaya Di dunia.
“Setelahnya pemberian Proteksi COVID-19 dilakukan Post-Marketing Surveillance (PMS), dilihat keadaan orang yang Merasakan Proteksi. Apabila dihitung sekarang, sudah lebih Di 3 tahun Proteksi itu diberikan,” jelas Prof Hinky, Di keterangan tertulis, dikutip detikcom Selasa (11/6/2024).
“Kalau ada kematian secara masif (akibat Proteksi) pasti sudah ada datanya Di Post-Marketing Surveillance. Sampai Pada ini, belum ada laporan Di jurnal atau Organisasi Kesejaganan Dunia (WHO) tentang kematian masif Setelahnya 3 tahun Lantaran Proteksi mRNA, tidak ada satupun laporannya. Di Indonesia, juga tidak ada laporan seperti itu,” lanjutnya.
Di 2022, video yang beredar Di media sosial mengklaim Proteksi COVID-19 mRNA dapat menyebabkan kematian Di lansia Di atas 70 tahun Di 2 hingga 3 tahun Setelahnya Proteksi. Pernyataan Di video tersebut juga dipastikan tidak benar.
Hingga kini, belum ada hasil Eksperimen yang dapat membuktikan kematian pasca-Proteksi disebabkan Dari Proteksi secara langsung. Peristiwa Pidana Hukum kematian pasca-Proteksi dapat dipengaruhi Dari beberapa faktor seperti usia, hormon, dan Gangguan bawaan, tidak Yang Berhubungan Didalam Proteksi.
“Itu juga tidak benar, ya. Kematian lansia Mungkin Saja akibat komorbid atau memang dia terinfeksi COVID-19. Sampai sekarang, tidak ada laporan soal Proteksi COVID-19 mRNA menyebabkan kematian Di lansia,” ucap Prof. Hinky.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Gaduh Pemakai Proteksi COVID Pfizer-Moderna Bakal Meninggal Di 5 Tahun, Ini Faktanya