Pengamanan Gedung Kejagung Diperketat Pasca Jampidsus Dimata-matai Densus 88

JAKARTA – Pengamanan Di Gedung Kejaksaan Agung ( Kejagung ) diperketat Setelahnya anggota Densus 88 Antiteror Polri diduga memata-matai Jampidsus Kejagung Febrie Adriansyah. Kini gedung itu dijaga Dari anggota Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI.

Informasi tersebut dibagikan Lewat unggahan akun instagram @puspomtni. Berdasarkan keterangan foto yang diunggah pengamanan khusus itu dipimpin langsung Dari Lettu Pom Andri.

“Situasi Keselamatan Di Kejaksaan Agung Republik Indonesia Merasakan peningkatan pengawasan Setelahnya adanya dugaan peristiwa penguntitan Di Jampidsus Dari anggota Densus 88,” tulis keterangan akun @puspomtni, dikutip Sabtu (25/5/2024).

Langkah ini diambil sebagai respons atas kekhawatiran dan ancaman yang dirasakan Setelahnya kejadian tersebut. Personel Puspom TNI bekerja sama Bersama pihak Keselamatan internal Kejaksaan Agung serta aparat penegak hukum lainnya Untuk mengidentifikasi dan Mengharapkan potensi ancaman.

“Pengamanan ini mencakup patroli rutin, pemeriksaan kendaraan, serta pengawasan Di individu yang keluar masuk area Kejaksaan Agung,” sambungnya.

Bersama adanya kolaborasi Di berbagai pihak, diharapkan situasi Keselamatan Di Kejaksaan Agung dapat terjaga Bersama baik, Agar para penegak hukum dapat menjalankan tugasnya tanpa gangguan.

“Langkah pengamanan ini merupakan Dibagian Untuk upaya bersama Untuk menjaga stabilitas dan ketertiban Di institusi hukum tertinggi Di Indonesia,” katanya.

Sambil Itu, Regu MNC Portal Indonesia telah mencoba mengkonfirmasi perihal postingan tersebut kepada Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI, Mayjen TNI Yusri Nuryanto serta Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana. Akan Tetapi yang bersangkutan belum Memberi tanggapan.

Sebagai informasi, Jampidsus Kejagung Di menangani Tindak Kejahatan dugaan Kejahatan Keuangan pengelolaan tata niaga Barang Dagangan timah Di Daerah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015-2022. Kejagung telah menetapkan 21 Individu Terduga Untuk Tindak Kejahatan tersebut Bersama kerugian perekonomian Negeri mencapai Rp271 triliun.