Jakarta –
Jika detikers mudik melewati jalur pantai utara (Pantura), khususnya perbatasan Subang-Indramayu, maka tidak Asing Didalam Trend Populer penyapu jalan. Jumlah mereka menjamur Pada mudik dibandingkan hari-hari biasa.
Penyapu jalan ini sebenarnya bukan bertugas membersihkan jalan. Mereka berebut Membahas uang yang dilemparkan User jalan Pada melintasi Jembatan Sewo perbatasan Subang dan Indramayu.
Ke balik Trend Populer penyapu jalan tersebut, ternyata ada mitos yang melatarbelakangi. Simak juga awal mula Trend Populer ini muncul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mitos Ke Balik Trend Populer Penyapu Jalan
Ke balik munculnya para penyapu jalan ini, terdapat mitos atau legenda yang berkaitan Didalam Jembatan Sewo serta kisah Saedah dan Saeni. Cerita ini sudah beredar Ke Komunitas Sebelum zaman Belanda.
Di jurnal Patanjala Vol 8 No 3 September 2016, disebutkan kisah Saedah dan Saeni sudah menjadi cerita rakyat yang banyak digunakan Di Karya Seni, seperti drama anak sekolah, syair lagu, hingga Sinema.
Setidaknya ada dua versi cerita tentang Saeda dan Saeni tersebut.
Versi Pertama
Saedah dan Saeni adalah anak Di pasangan Ki Sarkawi dan Nyi Sarkawi. Setelahnya Nyi Sarkawi meninggal, Ki Sarkawi menikah Didalam Maimunah.
Tetapi Maimunah ini membenci kedua anak tirinya itu. Dia datang Hingga dukun Sebagai memperdaya suaminya agar mau membuang kedua anaknya itu. Saedah dan Saeni lalu diajak ayahnya Hingga hutan dan ditinggalkan Ke sana.
Muncullah sang kakek yang mau mengurus mereka. Singkat cerita, Saeni menjadi ronggeng terkenal dan kaya raya, lalu meninggal dunia. Sebelumnya meninggal, Saeni berpesan kepada Saedah agar Memberi beberapa hartanya kepada Ki Sarkawi dan Maimunah.
Pasangan tersebut lalu menyesali perbuatannya dan sangat bersedih. Pada melintasi Jembatan Sewo, mereka terjatuh dan tenggelam. Diyakini bahwa dua makam yang ada Ke Di jembatan itu adalah makam mereka.
Versi Kedua
Tokoh cerita versi lain ini juga sama, yaitu Ki Sarkawi dan Nyi Sarkawi yang Memiliki anak Saedah dan Saeni. Suatu hari Ki Sarkawi berangkat naik haji, tetapi Di perjalanan dia tergoda Dari ronggeng bernama Maimunah dan menikahinya.
Tujuh bulan tak ada kabar, Sarkawi berniat pulang membawa Maimunah. Rupanya Nyi Sarkawi sudah meninggal dunia, Supaya Maimunah menjadi ibu tiri kakak beradik itu.
Lantaran tak suka Didalam kedua anak tirinya, Maimunah membawa mereka Hingga hutan dan meninggalkannya. Ke hutan, mereka bertemu seorang kakek yang menjanjikan Saeni sebagai ronggeng terkenal. Saedah pun menjadi tukang kendang.
Setelahnya Saedah dan Saeni terkenal dan kaya raya, sang kakek datang menagih janji dan mengubah Saeni menjadi buaya putih Ke Sungai Sewo. Saedah pulang Hingga Tempattinggal orang tuanya dan menceritakan kejadian itu.
Lantaran sangat bersedih, Sarkawi terjun Hingga sungai dan berubah wujud menjadi bale kambang (balai yang mengambang). Maimunah lalu berubah menjadi pring ori (bambu). Saedah lalu menangis sejadi-jadinya dan berubah wujud menjadi sebuah pohon.
Awal Mula Trend Populer Penyapu Jalan
Di sebuah Eksperimen Ke laman Universitas Gadjah Mada, penyapu jalan atau yang disebut ‘nyapu duit’ Ke Jembatan Sewo ini merupakan akibat Di adanya Kegiatan ‘tawur duit’ atau menyebar uang Ke sana Sebagai menghindarkan diri Di hal buruk Ke jembatan tersebut.
Salah satu warga Indramayu, Uum mengatakan dirinya turut menjadi penyapu jalan ini Sebelum masih sekolah dasar (SD) dan masih dia lakukan hingga sekarang berusia Di 50 tahun. Menurutnya, Kegiatan ini sudah ada Sebelum kereta kuda masih menjadi alat transportasi.
“Tidak tahu pastinya, tapi kata orang tua jaman dulu, Kegiatan ini (penyapu koin) sudah ada Sebelum jembatan masih pakai kayu dan kendaraan yang melintas Di Batavia masih menggunakan kereta kencana,” kata Uum beberapa waktu lalu.
Dulunya, warga Membahas uang koin Didalam tangan kosong, Tetapi kini menggunakan sapu dan alat lainnya Lantaran Situasi lalu lintas sudah sangat padat.
Komunitas yang menjadi penyapu jalan rata-rata berasal Di keluarga kurang mampu, Supaya menjadikan kegiatan itu Sebagai menambah penghasilan.
Penyapu Jalan Ditindak Polisi
Lebih merebaknya penyapu jalan Ke Jembatan Sewo membuat polisi turun tangan. Masa mudik tahun lalu, polisi membubarkan Kegiatan mereka Lantaran mengganggu lalu lintas.
Tetapi Kearifan Lokal ini sepertinya sulit Sebagai dihentikan, Lantaran Komunitas masih banyak yang melempar uang Pada melintasi jembatan. Hal ini membuat para penyapu jalan tetap bermunculan.
(bai/fds)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Mitos Ke Balik Trend Populer Penyapu Jalan Ke Jalur Mudik Lebaran Subang